Kuartal III, Pendapatan Maskapai Anjlok Terpapar Asap

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Kamis, 22 Okt 2015 14:33 WIB
Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional mengaku anggotanya lebih sulit menangani gangguan operasional akibat asap dibandingkan gangguan akibat abu vulkanik.
Arif Wibowo, Ketua Umum INACA. (CNN Indonesia/Gentur Putro Jati)
Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional (Indonesia National Air Carriers Association/INACA) menyatakan gangguan asap di berbagai daerah di Indonesia merugikan bagi maskapai penerbangan. Pasalnya, ribuan penerbangan terpaksa batal akibat kejadian itu.

Ketua INACA Arif Wibowo mengungkapkan meskipun pihaknya belum menghitung besaran kerugian namun bisa dipastikan bencana ini akan berdampak pada turunnya jumlah penumpang dan penerimaan maskapai di kuartal III tahun ini.

“Tentu anggota-anggota lain yang size-nya cukup besar seperti Citilink juga sekitar 600 penerbangan cancel, kemudian Garuda hampir 2.000 penerbangan cancel, dan size business yang lain itu sekitar 500-an (penerbangan) juga,” kata Arif di sela acara pertemuan tahunan INACA di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (10/22).
Menurut Arif, maskapai lebih sulit menangani gangguan operasional akibat asap dibandingkan gangguan akibat abu vulkanik. Pergerakan asap dinilai lebih sulit diprediksi dibandingkan pergerakan abu vulkanik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Prediksi abu vulkanik kan lebih predictable dan bisa di-prepare dari jauh tapi kalau asap bahkan dalam perhitungan menit itu bisa berubah dan itu lebih banyak dampaknya kepada kita,” ujarnya.

Minta Diskon Bandara

Arif menyatakan dampak asap harus ditanggung semua pihak. Maskapai, lanjut Arif, juga harus menanggung biaya pengembalian tiket (refund) penumpang. Selanjutnya, Arif bersama pemerintah dan operator bandara akan segera membahas mengenai kemungkinan adanya pemberian kompensasi kepada maskapai. Salah satunya adalah pengurangan tarif parkir pesawat yang penerbangannya terpaksa ditunda akibat asap di bandara.

“Memang kita akan bahas dengan lebih seksama dengan Kementerian Perhubungan atau pun Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II, khususnya bagaimana kompensasi-kompesasi yang memungkinkan,” ujarnya.

Ditemui terpisah, Sekretaris Jenderal Kemenhub Sugihardjo mengungkapkan pemerintah selalu mengutamakan keselamatan penerbangan. Apabila asap dinilai membahayakan bagi penerbangan, Kemenhub akan mengambil langkah seperti menginstruksikan penutupan bandara dan bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk menyediakan moda lain.

“Asap ini masalah kita bersama, dan kita berharap itu bisa segera diatasi. Kalau kondisi asap ini tidak memungkinkan penerbangan, maka tetap, keselamatan nomor satu,” kata Sugihardjo. (gir/gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER