Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi kuartal III (Juli-September) 2015 sebesar Rp 140,3 triliun, meningkat 17 persen dibandingkan dengan periode yang sama di 2014. Penanaman modal dalam negeri (PMDN) tercatat meningkat 14,9 persen dibanding dengan periode yang sama di 2014 dengan realisasi mencapai Rp 47,8 triliun. Sedangkan penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp 92,5 triliun atau naik 18,1 persen.
Dengan demikian Kepala BKPM Franky Sibarani mencatat jumlah investasi sepanjang Januari-September 2015 mencapai Rp 400 triliun, naik 16,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 342 triliun. Investasi asing yang masuk selama sembilan bulan, tercatat lebih banyak dibandingkan pengusaha lokal yang mengucurkan uangnya. PMA berkontribusi Rp 266,8 triliun sedangkan PMDN sebesar Rp 133,2 triliun.
Dilihat dari lokasi penanaman modal, Franky menyebut realisasi investasi Januari-September 2015 di luar Jawa sebesar Rp 180,7 triliun atau naik 45,2 persen dibanding dengan periode yang sama pada 2014.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Salah satu visi dari pemerintah adalah pemerataan pembangunan. Kenaikan proporsi investasi di luar Jawa merupakan salah satu indikator pemerataan yang diharapkan mulai terjadi,” ujar Franky di kantornya, Kamis (22/10).
Sementara dilihat dari sisi bidang usaha, jumlah investasi terbesar yang masuk adalah untuk sektor listrik serta gas dan air sebesar Rp 19,1 triliun, menyumbang 13,6 persen dari total investasi. Disusul sektor telekomunikasi sebesar Rp 15,4 triliun (berkontribusi 11 persen), lalu sektor pertambangan Rp 14,1 triliun (10 persen), disusul sektor industri kimia dasar Rp 12,3 triliun (8,8 persen),
“Realisasi itu membuktikan program pembangkit listrik 35 ribu Megawatt (MW) terbukti disambut baik oleh para investor,” ujar Deputi Bidang Pengendalian Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis.
Penuhi 77 PersenKemudian jika dilihat dari asal negara investor yang menanamkan modal, Singapura menjadi penyumbang terbesar dengan US$ 1,2 miliar (16,2 persen), Jepang US$ 0,9 miliar (12,2 persen), Belanda US$ 0,5 miliar (6,8 persen), dilanjutkan dengan Malaysia, dan China.
“Realisasi investasi Januari-September sudah mencapai 77 persen dari target investasi 2015 sebesar Rp 519,5 triliun dan berkontribusi menyerap lebih dari 1 juta tenaga kerja merupakan hal yang patut disyukuri,” kata Franky.
(gen)