DPR Sepakati Asumsi Makro dan Target Pembangunan 2016

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Jumat, 30 Okt 2015 06:16 WIB
Terdapat tujuh asumsi makroekonomi dan empat target pembangunan yang disepakati sebagai indikator penilaian kinerja pemerintah pada tahun depan.
Rapat kerja pemerintah dengan Badan Anggaran DPR membahas RUU APBN 2016. (Detikcom/Lamhot Aritonang)
Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah melalui pembahasan alot di parlemen, Pemerintah dan Badan Anggaran (Banggar) akhirnya menyepakati sejumlah asumsi dan postur Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016 untuk disahkan dalam Sadang Paripurna DPR, Jumat (30/10).

Terdapat tujuh asumsi makroekonomi dan empat target pembangunan yang disepakati sebagai indikator penilaian kinerja pemerintah pada tahun depan.

Asumsi pertama adalah pertumbuhan ekonomi, yang disepakati sebesar 5,3 persen atau lebih rendah dari usulan awal pemerintah 5,5 persen. Angka tersebut jauh di bawah target pertumbuhan ekonomi 2015 yang dipatok 5,7 persen, meski sampai paruh kedua tahun ini meleset di bawah target.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, asumsi lain yang juga disepakati berubah dari usulan awal pemerintah adalah nilai tukar rupiah dan harga minyak mentah Indonesia (ICP). Rata-rata kurs rupiah sepanjang tahun depan ditetapkan sebesar Rp 13.900 per dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan usulan sebelumnya Rp 13.400 per dolar AS.

Sementara ICP, dari usulan pemerintah US$ 60 per barel dikoreksi menjadi US$ 50 per barel.  

Berikut asumsi makroekonomi di RAPBN 2016 yang disepakati Badan Anggaran DPR:

Indikator MakroekonomiRAPBN 2016Kesepakatan
Pertumbuhan Ekonomi (%)5,55,3
Inflasi (%)4,74,7
Nilai Tukar (Rp/US$)13.40013.900
Suku Bunga SBN 3 bulan (%)5,55,5
Harga Minyak/ICP (US$/barel)6050
Produksi Minyak (Ribu barel/hari)830830
Produksi Gas Bumi (Ribu barel/hari)1150  1155

Target Pembangunan

Selanjutnya, empat target pembangunan yang menjadi poin-poin kesepakatan pemerintah dan Banggar DPR pada Jumat (30/10) dini hari antara lain menargetkan tingkat pengangguran nasional di kisaran 5,2 persen hingga 5,5 persen. Lalu angka kemiskinan, ditetapkan pada kisaran 9 persen hingga 10 persen.

Kedua target tersebut juga mengacu pada rasio ketimpangan pendapatan (gini ratio) yang ditetapkan sebesar 0,39 persen. Semakin kecil gini ratio mendekati 0 persen, maka mencerminkan semakin tipis kesenjangan pendapatan masyarakat.

Indikator lain yang jadi tolok ukur pembangunan adalah Indeks Pembangunan Manusia yang ditetapkan sebesar 70,1 poin.

Berikut empat indikator pembangunan yang dimaksud:

Target PembangunanRAPBN 2016Kesepakatan
Pengangguran (%)5,2 - 5,55,2 - 5,5
Angka Kemiskinan (%)9,0-109,0-10
Gini ratio (indeks)0,390,39
Indeks Pembangunan Manusia (indeks)70,170,1
(ags/ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER