Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan bakal mengunjungi Batam guna mengklarifikasi informasi den menelusuri permasalahan terkait rencana hengkangnya investor dari pulau tersebut ke negara lain.
Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan akan melakukan kunjungan ke Batam, besok (4/11). Menurut Franky upaya klarifikasi tersebut dilakukan untuk mendapatkan informasi yang utuh terkait dengan permasalahan yang dihadapi oleh investor, khususnya yang berlokasi di Batam.
“Batam ini memiliki makna strategis karena merupakan salah satu kawasan industri yang pertama kali didirikan di Indonesia. Kami akan bekerjasama dengan pemerintah daerah dan Badan Pengusahaan (BP) Batam untuk menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif untuk Batam,” ujar Franky dalam keterangan resminya hari ini (3/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Guna menghimpun informasi, Franky menyatakan bakal melakukan dialog dengan beberapa investor di Batam. Selain perwakilan investor, dialog juga akan melibatkan Pemerintah Kota Batam, BP Batam, Apindo Batam, Himpunan Kawasan Industri serta asosiasi galangan kapal Batam (Batam
Shipyard and Offshore Association).
“Selain melakukan dialog, kunjungan tersebut juga akan dimanfaatkan untuk melihat salah satu fasilitas investor yang telah beroperasi selama 25 tahun,” ungkapnya.
Demi melancarkan investasi, Franky menjelaskan ada tiga langkah BKPM untuk mewujudkannya yaitu, penyederhaan perizinan, memfasilitasi investasi terhambat dan peningkatan investasi. Untuk perizinan, BKPM menargetkan adanya kepastian syarat dan waktu perizinan, sehingga tercapai perizinan yang cepat, mudah, transparan dan terintegrasi.
Ia menambahkan, untuk memfasilitasi investasi terhambat, BKPM telah mengidentifikasi 80 perusahaan yang sedang dalam tahap konstruksi. Dari 80 perusahaan tersebut tercatat nilai investasinya mencapai US$ 19,07 miliar, dengan rencana penyerapan sebesar 289.112 tenaga kerja baik langsung maupun tidak langsung.
Seperti diketahui, sebelumnya sempat diberitakan bahwa investor Jepang di Batam menyampaikan concern-nya dan mengancam hengkang karena terkait dengan iklim investasi Vietnam yang dinilai lebih menarik, khususnya dalam hal isu tenaga kerja terkait pengupahan dan perizinan tenaga kerja, serta keamanan investasi.
Terkait negara penanam modal saat ini. Dari data yang dirilis BKPM, untuk periode Januari-September 2015, realisasi investasi Jepang menduduki peringkat ketiga teratas dengan nilai investasi mencapai US$ 2,49 miliar dengan jumlah proyek 1.315. Ini di bawah Singapura dengan jumlah investasi US$ 3,5 miliar (1.998 proyek) dan Malaysia dengan nilai investasi US$ 2,9 miliar (600 proyek).
(gir/gir)