Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan keterbatasan sarana infrastruktur di lokasi usaha debitur menjadi salah satu kendala sulitnya penyerapan pembiayaan ke sektor kelautan dan perikanan.
Ketua Program Jangkau, Sinergi, dan Guideline (Jaring) OJK Slamet Edy Purnomo mencontohkan Pantai Sendang Biru di Kabupaten Malang, Jawa Timur memiliki potensi penangkapan ikan tuna yang bagus. Namun di daerah tersebut memiliki keterbatasan ruang pendingin (cold storage) yang tidak didukung sumber daya listrik serta bahan bakar nelayan yang memadai.
“Ikan yang banyak kebuang begitu saja. Kalau tidak ada
cold storage kan kualitasnya tidak bisa masuk standar ekspor,” tutur Slamet di Jakarta, kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Guna mengatasi hal itu, Slamet mengaku OJK telah berkoordinasi dengan berbagai instansi, salah satunya PT PLN (Persero) sebagai pemasok listrik tunggal di Indonesia.
Selain kendala infrastruktur, Slamet menyebut preferensi risiko (
risk appetite) setiap bank berbeda. Ada bank yang memang membidik sektor usaha kecil dan menengah (UKM) sebagai sasaran penyaluran kredit utama seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), namun ada bank yang lebih memilih sektor industri lain.
“Kadang-kadang
risk appetite-nya harus disesuaikan, kan masing-masing bank beda. Kalau BRI memang leading sejak awal bahkan sudah melampaui dari target (tahun ini),” ujarnya.
Tercatat, dalam sembilan bulan pertama tahun ini, BRI telah menyalurkan kredit baru ke sektor perikanan sebesar Rp 2,9 triliun atau 116,76 persen dari target tahun ini Rp 2,5 triliun.
Ditemui di tempat yang sama, Direktur PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Sutanto menilai terbatasnya infrastruktur dan sumber daya menjadi salah satu kendala BNI dalam menyalurkan kredit baru ke sektor tersebut.
“Kami kan adanya di kabupaten-kabupaten, mereka (pengusaha sektor perikanan) ada di pantai-pantai, gimana dong,” ujarnya.
Kondisi demikian, membuat BNI melakukan kerjasama dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) maupun Koperasi yang lebih bisa menjangkau target nasabah di daerah.
Lebih lanjut, Sutanto berharap dengan turunnya bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi 12 persen bisa mendongkrak kucuran kredit baru BNI ke sektor perikanan.
“Rencananya kami akan dibantu KUR. Mudah-mudahan sih tercapai tapi sepertinya tidak sampai Rp 1 triliun (kredit baru ke sektor perikanan),” tutur Sutanto.
Sebagai informasi, selama periode Januari-September 2015, BNI mengucurkan kredit baru ke sektor perikanan sebesar Rp 393,95 miliar atau 39,39 persen dari target Rp 1 triliun.
(gen)