Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menghentikan perdagangan (suspensi) saham PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) karena otoritas pasar modal dalam negeri melanjutkan penyelidikan atas indikasi gagal bayar transaksi (
settlement).
Direktur Transaksi dan Kepatuhan BEI Hamdi Hassyarbaini mengatakan penghentian perdagangan saham SIAP guna melanjutkan penyelidikan kasus gagal bayar tersebut.
“SIAP kami suspensi hari ini. Kami masih mendalami kasusnya, dan semalam sudah bertemu dengan OJK (Otoritas Jasa Keuangan),” ujarnya di gedung BEI, Jakarta, Senin (9/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hamdi menjelaskan, BEI telah memanggil para anggota bursa (AB) dan pemegang saham pengendali SIAP dalam melakukan penyelidikan.
“Ada 8 sampai 10
broker yang kami periksa dan para pemegang saham pengendali. Kami akan suspensi saham SIAP sampai dirasa sudah layak dibuka,” jelas Hamdi.
Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Irvan Susandy mengatakan suspensi dilakukan sehubungan dengan penurunan harga kumulatif saham SIAP sebesar Rp 152 atau minus 64,68 persen dari harga penutupan RP 235 pada 16 Oktober 2015 menjadi Rp 83 pada 6 November 2015.
“Maka BEI perlu melakukan penghentian sementara perdagangan saham SIAP di pasar reguler dan pasar tunai, mulai perdagangan sesi I tanggal 9 November 2015 sampai dengan pengumuman bursa lebih lanjut,” jelasnya dalam keterangan resmi.
Seperti diketahui, sebelumnya BEI juga pernah menyetop perdagangan saham SIAP pada 2 November 2015 karena terus melemah. Saat itu penurunan harga kumulatif yang signifikan pada saham SIAP sebesar Rp 110 atau turun 46,81 persen dari harga penutupan Rp 235 pada 16 Oktober 2015 menjadi Rp 125 pada 30 Oktober 2015.
Saat itu BEI menyatakan perlu melakukan penghentian sementara perdagangan saham SIAP dalam rangka
cooling down pada perdagangan 2 November 2015.
Untuk diketahui, gonjang-ganjing transaksi semu saham SIAP karena gagal bayar ini sudah berlangsung sejak akhir Oktober lalu.
Pasalnya, dalam beberapa pekan, harga saham SIAP terus longsor ke level penurunan terendah harian.
Dari sisi pemegang saham SIAP terkini, sebanyak 46,06 persen dikuasai oleh publik, sementara 32,33 persen digenggam oleh Fundamental Resources Pte Ltd, 7,99 persen dimiliki PT Evio Securities, 6,99 persen dimiliki PT ASABRI (Persero) dan 6,63 persen UBS AG Singapura.
Manajemen SIAP sempat memberikan jawaban kepada BEI terkait ambrolnya harga saham perusahaan yang kini bergerak di usaha tambang setelah beralih dari produsen popok.
Direktur Utama SIAP Suluhuddin Noor mengatakan perseroan tidak mengetahui penyebab penurunan harga saham perseroan yang dimaksud. Ia juga mengaku tidak memiliki informasi material yang belum disampaikan kepada publik.
“Perseroan tidak memiliki informasi mengenai pihak-pihak yang aktif melakukan pembelian dan penjualan saham perseroan, baik di pasar reguler maupun pasar negosiasi, selama periode yang dimaksud,” tulisnya dalam keterbukaan informasi kepada BEI.