United Tractors Akan Fokus Garap Konstruksi dan Infrastruktur

CNN Indonesia
Senin, 09 Nov 2015 15:41 WIB
Guna menyiasati penjualan alat berat dan harga batubara yang masih rendah, United Tractors akan menggenjot pendapatan dari konstruksi dan infrastruktur.
Guna menyiasati penjualan alat berat dan harga batubara yang masih rendah, United Tractors akan menggenjot pendapatan dari konstruksi dan infrastruktur. (ANTARA FOTO/Embong Salampessy).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT United Tractors Tbk akan fokus menggarap sektor konstruksi dan infrastruktur tahun depan mengingat penjualan alat berat dan bisnis tambang batubara diproyeksi masih akan melemah. Manajemen perusahaan bahkan memasang target sektor ini bisa meningkatkan pendapatan sebesar 30 persen dibandingkan realisasi sampai akhir tahun.

Presiden Direktur United Tractors Gidion Hasan mengatakan kalau keputusan manajemen diambil setelah melihat penjualan alat berat yang melemah sepanjang 2015. Ia menjelaskan, penjualan alat berat hingga kuartal III 2015 sebesar 1.799 unit saja, atau berkurang 40 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 2.942 unit.

"Kami juga melihat kalau government spending diutamakan, itu akan menjadi katalis positif bagi kami. Sehingga strategi kami ke depan adalah melakukan penetrasi ke sektor konstruksi dan infrastruktur," jelas Gidion di Jakarta, Senin (9/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk memuluskan rencana tersebut, tahun ini United Tractors melalui anak usahanya PT Karya Supra Perkasa telah mengakuisisi 50,1 persen kepemilikan perusahaan konstruksi PT Acset Indonusa Tbk yang menyebabkan United Tractors menjadi pemegang saham mayoritas. Akuisisi tersebut berimbas pada peningkatan nilai-nilai kontrak konstruksi yang diperoleh perusahaan.

Sampai kuartal III 2015, Gidion mencatat peningkatan nilai kontrak konstruksi United Tractors sebesar Rp 3,1 triliun. Padahal sepanjang tahun 2014, kontrak yang berhasil dibukukan perusahaan hanya sebesar Rp 600 miliar.

"Ke depan kami juga ingin sinkronkan proyek konstruksi dengan Astra Internasional. Sebagai gambaran, sebesar 10 persen dari nilai kontrak kami yang Rp 3,1 triliun tersebut berasal dari proyek-proyek Astra," tambahnya.

Bidik 20 Persen

Melengkapi ucapan Gidion, Direktur Keuangan United Tractors Iwan Hadiantoro mengungkapkan kalau perusahaan berencana mengincar pertumbuhan nilai kontrak sebesar 10 hingga 20 persen pada tahun depan. Atau dengan kata lain, pada tahun depan perusahaan bisa membukukan nilai kontrak konstruksi sebesar Rp 3,41 triliun hingga Rp 3,72 triliun.

"Proyek-proyek yang kami kejar tentunya bersifat high-rise building. Untuk saat ini, proyek yang kami prioritaskan yaitu Thamrin Nine berlantai 70 di Jakarta Pusat," ujarnya di lokasi yang sama.

United Tractors juga akan menambah alokasi belanja modal untuk proyek konstruksi pada tahun depan sebesar Rp 50 miliar, yaitu dari Rp 100 miliar di tahun ini menjadi Rp 150 miliar di tahun depan. Angka belanja modal tersebut, mengambil porsi sebesar 4,93 persen dari total rencana belanja modal perusahaan sebesar Rp 3,04 triliun (US$ 225 juta).

Dengan adanya hal itu pun, diharapkan pendapatan sektor konstruksi juga bisa bertambah dari target Rp 1,5 triliun hingga akhir tahun ini ke angka Rp 2 triliun pada tahun depan. Kendati demikian, perusahaan meramalkan kalau sumbangan pendapatan dari lini usaha ini masih akan menjadi minoritas selama beberapa tahun ke depan.

"Dalam tiga hingga empat tahun ke depan, kami perkirakan kontribusi sektor konstruksi maksimal hanya sebesar 5 persen dari total pendapatan kami. Belum bisa akan memberikan kontribusi secara maksimal," jelasnya.

Sebagai informasi, pendapatan sektor konstruksi United Tractors hingga kuartal III tahun ini mencapai Rp 853 miliar atau sebesar 2 persen dari total pendapatan perusahaan hingga periode tersebut. Sementara pendapatan United Tractors hingga kuartal III 2015 sebesar Rp 38,29 triliun atau turun 6 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 40,81 triliun.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER