Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan tambang batubara pelat merah, PT Bukit Asam (PTBA) Tbk akan lebih fokus mengembangkan tiga Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) pada tahun depan sebagai bentuk diversifikasi usaha. Persoran akan bermitra dengan pihak lain untuk menggarap investasi senilai US$ 7,8 miliar ini.
Direktur Utama PTBA Milawarma menjelaskan ketiga pembangkit listrik tersebut adalah PLTU Sumsel 9 dan 10 yang terletak di Muara Enim, Sumatera Selatan, PLTU Bangko Tengah, dan juga PLTU Peranap di Riau.
Menurutnya, ketiga pembangkit tersebut akan melengkapi pembangkit lainnya yang telah dibangun di Tanjung Enim, Pelabuhan Tarahan, dan Banjarsari dengan total kapasitas 266 Megawatt (MW).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Milawarman mengatakan kalau pembangunan ini pada awalnya semata-mata untuk memenuhi kebutuhan listrik perusahaan, tetapi kemudian muncul gagasan untuk menjual hasilnya ke PT PLN (Persero) dengan skema Power Purchase Agreement (PPA).
"Kami sudah menjual listrik dan terus akan kami ekspansi dengan pengembangan tiga pembangkit yang akan kita kembangkan di kemudian hari. Kalaupun perlu, kita bisa juga menjual listrik hingga ke negara tetangga," jelas Milawarman di Jakarta, Senin (9/11).
Secara lebih rinci, Milawarman mengatakan kalau PLTU Bangko Tengah memiliki daya sebesar 2x620 MW dengan nilai investasi US$ 1,6 miliar dengan porsi kepemilikan Bukit Asam 45 persen dan China Huadian Hong Kong Company Ltd 55 persen.
Pembangunan pembangkit ini rencananya akan dimulai tahun 2016, dengan menggunakan fasilitas pinjaman dari China Export Import Bank sebesar US$ 1,2 miliar.
Sedangkan PLTU Sumsel 9 dan 10, lanjutnya, akan memiliki kapasitas 3x600 MW dan diharapkan rampung pada tahun 2016. Terakhir, PLTU Peranap di Riau akan memiliki kapasitas 800 sampai 1.200 MW dengan nilai investasi US$ 2,4 miliar, di mana PTBA bekerjasama dengan PLN dan Tenaga Malaysia Berhad (TNB).
"Kami harapkan PLTU di Peranap ini bisa beroperasi tahun 2020 dan untuk ini kita kerjasama dengan Malaysia. Kami menggunakan skema project financing untuk proyek ini, tapi kami masih belum tentukan dananya dari mana dan berapa karena kami masih dalam tahap studi kelayakan," jelas Direktur Keuangan PTBA, Achmad Sudarto di lokasi yang sama.
Achmad menambahkan, PTBA juga berencana bermitra dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) untuk membangun pembangkit berkapasitas 2x350 MW di Kuala Tanjung, Sumatera Utara. Namun, ia belum bisa mengatakan kapan pembangkit ini akan mulai pembangunannya meski studi kelayakannya telah rampung.
Sebelumnya, PTBA melalui skema Independent Power Producer (IPP) telah menjual listrik ke PLN sebesar Rp 560 per Kilowatt Hour (KWh) dari dua PLTU mulut tambang Tanjung Enim dan Tarahan, yang masing-masing telah beroperasi sejak Oktober 2012 dan Desember 2013. Sementara untuk harga penjualan listrik dari PLTU Banjarsari masih belum ditentukan.