Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan gula nasional, PT Kebun Tebu Mas (KTM) memilih sistem beli putus tebu dari petani mitra binaan ketimbang menerapkan skema bagi hasil yang dianggap kurang adil dan merugikan petani.
Direktur Operasional KTM S.J Agus Susanto mengaku mendapatkan tebu sebagai bahan baku produksi gula dari lahan perkebunan hasil kerjasama dengan petani binaan. Sedikitnya, kata dia, terdapat 18 ribu petani mitra yang telah dibina oleh perusahaannya, yang jumlahnya diperkirakan akan bertambah banyak seiring dengan antusiasme petani untuk bergabung.
"Tebu kami dapat dari daerah Tuban, Lamongan, Bojonegoro, Mojokerto dan Jombang. Kami juga memberikan pelatihan kepada para petani agar tebu yang dihasilkan kualitasnya bagus, sehingga bisa diproses di pabrik ini," kata Agus di pabrik gula KTM di Lamongan, Jawa Timur, Senin (9/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, KTM akan melakukan sistem beli putus untuk tebu petani sehingga begitu tebu petani masuk pabrik, petani langsung menerima uang. Tidak seperti sistem bagi hasil selama ini, katanya, di mana petani sampai berbulan-bulan baru menerima uang.
"Kalau sebelumnya, pada waktu tebu masuk baru setelah itu 2 minggu atau 10 hari petani baru tahu rendemen tebu mereka berapa. Dengan alat yang namanya
core sampler (sampel inti) kita bisa langsung tahu rendemennya berapa," ujarnya.
Agus menjelaskan pabrik KTM di Lamongan senilai US$ 390 juta itu sudah dilengkapi dengan fasilitas penggilingan (
milling) berskala besar untuk mengolah tebu menjadi gula. Selain ramah lingkungan, mesin-mesin moderen yang dipakai KTM relatif lebih efisien dibandingkan produksi secara manual atau menggunakan mesin lainnya.
Dengan kapasitas terpasang sebesar 12 ribu TCD (Ton Cane Per Day), Agus mengatakan pabrik gula KTM akan mampu menghasilkan gula sebanyak 200 ribu ton per tahun. Selain itu, lanjutnya, KTM juga memilik alat yang mampu mengukur nilai kandungan gula (rendemen) tebu menggunakan metode sampel inti (
core sampler).
Dengan mesin itu, menurut Agus, rendeman tebu bisa lebih terukur. apabila tingkat rendemen tebu tinggi, maka petani berhak mendapat keuntungan lebih tinggi.
Selain produk berupa gula berkualitas SNI, Agus mengatakan, KTM juga membuat produk turunan tebu lainnya berupa ethanol dan pupuk organik.