Energi Mega Persada Kantongi Perpanjangan Kontrak Blok Gebang

CNN Indonesia
Jumat, 13 Nov 2015 12:05 WIB
Anak usaha Grup Bakrie di sektor energi tersebut akan mengelola Blok Gebang di Sumatera sampai 2035 mendatang tanpa didampingi lagi oleh Pertamina.
Penandatangan Perpanjangan PSC Blok Gebang antara Direktur Utama PT Energi Mega Persada Tbk, Imam Agustino dengan Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi, Jumat (12/11). (CNN Indonesia/Galih Gumelar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah memperpanjang kontrak bagi hasil (Production Sharing Contract) blok Gebang, Sumatera yang dikelola Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) PT Energi Mega Persada Tbk (EMP) selama 20 tahun mendatang.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja menjelaskan dalam perpanjangan kontrak tersebut, porsi bagi hasil pemerintah semakin besar.

Untuk bagi hasil minyak bumi, pemerintah akan mendapatkan 82,5 persen dari porsi awal 80 persen. Sedangkan untuk bagi hasil gas bumi, pemerintah akan mendapat bagian 72 persen dari posisi sebelumnya 70 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya sangat senang dengan negosiasi ini karena negara lebih baik porsinya. Kami harap produksi dari blok Gebang ini bisa lebih baik ke depannya. Apalagi EMP juga sudah berkomitmen untuk menambah investasi dalam tiga tahun ke depan," kata Wiratmaja di kantornya, Jumat (13/11).

Investasi yang akan dibenamkan EMP memiliki total nilai US$ 23,1 juta yang nantinya digelontorkan selama tiga tahun ke depan.

Untuk tahun pertama, rencananya anak usaha Grup Bakrie akan melakukan studi geografi, geologi dan produksi (GGRP) dengan biaya US$ 500 ribu. Sedangkan untuk tahun kedua, perusahaan berencana untuk melakukan survei seismik dan mengebor satu sumur pengembangan dengan nilai pengeluaran US$ 14,8 juta, dan akan mengeluarkan US$ 7,8 juta lagi di tahun ketiga untuk studi G dan G serta pengeboran satu sumur baru lagi.

Sayangnya, Wiratmaja tak memberitahu secara lebih detil mengenai tambahan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Migas akibat penambahan porsi pemerintah di dalam PSC baru ini di tahun depan. "Kami masih kaji lagi," katanya singkat.

Sebagai informasi, tahun ini pemerintah menargetkan PNBP Migas sebesar Rp 81,4 triliun, atau memiliki proporsi 30,25 persen dari PNBP sebanyak Rp 269,1 triliun sesuai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Penyesuaian (APBNP) 2015.

Sedangkan tahun depan, pemerintah menargetkan PNBP migas sebesar Rp 78,61 triliun dari target PNBP APBN 2016 sebesar Rp 273,84 triliun. Angka itu mengambil porsi sebanyak 28,7 persen dari total PNBP.

Kas Internal

Melengkapi ucapan Wiratmaja, Direktur Utama EMP Imam Agustino mengatakan kalau seluruh investasi tersebut akan menggunakan kas internal perusahaan dan akan segera digelontorkan 26 November 2015 mendatang. Bahkan, ia pun yakin kalau investasi-ivestasi ini akan berdampak baik bagi produksi EMP.

"Untuk perusahaan seperti EMP, blok Gebang cukup baik untuk dikembangkan. Prospek cukup bagus. Di luar pengembangan-pengembangan berikutnya, kami yakin produksi gas existing dari blok ini bisa mencapai 30 juta kaki kubik di kuartal II 2017 dari posisi sekarang 3 juta kaki kubik," ujarnya.

Untuk mengembangkan blok ini ke depan, EMP belum berencana untuk menggandeng pihak lain. Padahal di PSC sebelumnya, EMP menggandeng PT Pertamina (Persero) untuk mengelola blok Gebang ini.

"100 persen akan dikelola oleh EMP," jelasnya.

Sebagai informasi, blok Gebang memiliki luas 977,51 kilometer persegi yang berisikan tiga lapangan yaitu Anggor, Arbei, dan Secanggeng. PSC pertama diteken pada 1985 dengan masa kontrak 30 tahun, dimana produksi pertama di lapangan Arbei dilakukan pada 1992.

Hingga saat ini, cadangan minyak di lapangan Arbei tercatat 3,38 MMSTB dan gas sebesar 84,05 BSCF. Sedangkan potensi gas di lapangan Anggor tercatat 62 BSCF.

Sampai Semester I tahun ini, EMP membukukan rugi sebesar US$ 50,39 juta atau menurun dibandingkan perolehan laba periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 70,51 juta.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER