Kantongi Dana Segar Rp 21 Triliun, Sampoerna Enggan Ekspansi

CNN Indonesia
Jumat, 13 Nov 2015 13:30 WIB
Pada tahun lalu, volume penjualan rokok Sampoerna tercatat mencapai 109,7 miliar batang, turun 1,5 persen dari tahun sebelumnya.
Presiden Direktur Sampoerna Paul Norman Janelle. (REUTERS/Beawiharta).
Jakarta, CNN Indonesia -- Produsen rokok PT Handala Manjaya Sampoerna Tbk menyatakan bahwa hasil penerbitan saham baru (rights issue) perseroan senilai hampir Rp 21 triliun atau tepatnya Rp 20,76 triliun bakal digunakan untuk modal kerja. Namun, manajemen Sampoerna menegaskan tidak akan menggunakannya untuk menambah kapasitas produksi dengan ekspansi pabrik.

Presiden Direktur Sampoerna Paul Norman Janelle mengatakan dana hasil penerbitan rights issue perseroan seluruhnya bakal digunakan sebagai modal kerja.

Rights issue murni untuk modal kerja saja. Untuk operasional produksi harian kami,” ujarnya dalam Investor Summit di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (13/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sayangnya, Janelle tidak menjelaskan alasan Sampoerna menahan investasi untuk menambah kapasitas produksi rokok tersebut.

“Belum ada rencana untuk meningkatkan kapasitas produksi kami. Kami masih melihat kondisi,” jelasnya.

Pada tahun lalu, volume penjualan rokok Sampoerna tercatat mencapai 109,7 miliar batang, turun 1,5 persen dari tahun sebelumnya. Kendati demikian, Sampoerna masih memimpin pasar industri rokok dengan pangsa sebesar 34,9 persen pada 2014, meski turun 1,2 persen dari tahun sebelumnya.

Merek Sampoerna A Mild masih menjadi penyumbang terbesar portofolio Sigaret Kretek Mesin (SKM) Sampoerna dengan mencatat total volume penjualan sebesar 45,4 miliar batang, mengalami peningkatan sebesar 2,3 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Saya tidak bisa berbicara tentang rencana tahun depan. Mengenai produksi dan harga produk masih kami bahas,” jelasnya.

Sampai 2014 lalu, Sampoerna mengoperasikan tujuh fasilitas produksi di Indonesia. Dua fasilitas produksi SKM yang masing-masing beroperasi di Pasuruan dan Karawang.

Sementara, fasilitas produksi Sigaret Kretek Tangan (SKT) terdapat di Surabaya, Malang, dan Probolinggo. Hal itu ditambah lagi dengan 38 fasilitas produksi yang dimiliki dan dioperasikan oleh Mitra Produksi Sigaret (MPS) Sampoerna yang tersebar di berbagai kota.

Seperti diketahui, Sampoerna melakukan penawaran umum terbatas (PUT) dalam rangka hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atas 269.723.076 saham baru. Dengan mematok harga Rp 77 ribu per saham, maka Sampoerna bisa meraup dana Rp 20,76 triliun yang diekspektasikan bisa didapat tahun depan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER