Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Indonesia meminta Bank Sentral Amerika Serikat (AS) lebih terbuka dalam menjalankan kebijakan moneternya. Hal tersebut disampaikan Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro saat bertemu dengan United State Secretary of the Treasury Jack Lew di sela KTT G20 di Antalya, Turki.
“Dalam pertemuan tersebut, pemerintah Indonesia berharap agar AS bisa lebih komunikatif dalam kebijakan moneternya,” kata Syurkani Ishak Kasim, Wakil Deputi Keuangan G20 Indonesia yang juga menjabat sebagai Kepala Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan dalam siaran pers, dikutip Senin (16/11).
Selain menyampaikan hal tersebut, Syurkani mengatakan atasannya juga mendiskusikan masalah ekonomi kedua negara. Menurutnya, perwakilan Pemerintah AS menaruh perhatian khusus terhadap berbagai paket kebijakan ekonomi yang diterbitkan pemerintah baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Penguatan kerjasama antar Kementerian Keuangan atas isu-isu yang memiliki kepentingan bersama seperti isu perpajakan dan lain-lain juga dibahas,” katanya.
Selain itu Syurkani menyebut di hari kedua KTT G20, Menteri Keuangan yang mewakili Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh negara anggota G20 menyepakati suatu regulasi keuangan, kerjasama perpajakan, dan anti korupsi baru.
“Menteri Keuangan mengajak negara anggota lain memberantas praktik Base Erosion and Profit Shifting dalam perpajakan internasional. Sekaligus menyatakan dukungannya untuk melaksanakan kerangka inisiatif automatic exchange of information in taxation,” tegas Syurkani.
Sebelumnya Presiden Jokowi mengajak negara-negara anggota G20 untuk mengurangi ketergantungan terhadap mata uang dolar AS. Caranya adalah dengan melakukan reformasi arsitektur keuangan dunia, dengan memperbanyak pemakaian mata uang selain dolar AS, seperti euro, yen dan renmibi untuk perdagangan bilateral.
“Jadi tidak harus semua perdagangan menggunakan media dolar AS,” ujar Jokowi dalam acara Working Session I Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Antalya, Turki, seperti dilansir dari siaran pers Tim Komunikasi Presiden.
Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro menilai upaya ini tentunya akan mengurangi ketergantungan terhadap dolar sekaligus juga mengurangi tekanan terhadap pelemahan mata uang nasional sebagai akibat kebutuhan dolar yang sangat tinggi.
(gen)