Pangkas Impor BBM, Pertamina Perlu Bangun Tiga Kilang Baru

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Selasa, 17 Nov 2015 16:29 WIB
Selain menjaga keamanan stok BBM Pertamina, proyek kilang baru juga akan membuka lapangan kerja dan dapat meningkatkan perekonomian daerah sekitar.
Selain menjaga keamanan stok BBM Pertamina, proyek kilang baru juga akan membuka lapangan kerja dan dapat meningkatkan perekonomian daerah sekitar. (ANTARA FOTO/Idhad Zakaria).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) didorong untuk membangun tiga kilang baru guna menutupi kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) yang mencapai 1,6 juta barel per hari (bph). Sebab saat ini kemampuan produksi BBM Pertamina hanya mencapai 1,1 juta bph, sehingga masih bergantung pada BBM impor.

“Ini menjadi langkah yang bagus, meskipun terlambat. Saat ini yang bisa dilakukan adalah meningkatkan kapasitas dan teknologi dari kilang minyak yang sudah ada, sambil berusaha untuk terus membangun kilang baru,” ujar Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kurtubi di Jakarta, Selasa (17/11).

Politisi Fraksi Partai Nasional Demokrat tersebut mengatakan Indonesia membutuhkan tiga kilang baru untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhan BBM dari produksi dalam negeri. Meskipun kilang-kilang baru tersebut nantinya akan banyak mengolah minyak mentah impor. Kurtubi menyebut Indonesia tidak lagi bisa berharap pada produksi minyak nasional yang terus mengalami penurunan setiap tahunnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain menjaga keamanan stok BBM Pertamina, proyek kilang baru disebutnya juga akan membuka lapangan kerja dan dapat meningkatkan perekonomian bagi wilayah di sekitar lokasi pembangunan kilang.

Menurut Kurtubi yang dibutuhkan dari pelaku usaha saat ini adalah konsistensi kebijakan dari pemerintah karena investasi pembangunan kilang cukup besar dan jangka panjang. Pemerintah harus memberi kepastian hukum lewat kebijakan yang konsisten dan diharapkan mampu membantu menyediakan tanah.

“Karena selama ini, salah satu kendala yang menghambat proyek adalah soal pembebasan tanah. Jika pemerintah bisa menyediakan lahan maka akan mempercepat pembangunan kilang,” ujarnya.

Komaidi Notonegoro, Pengamat Energi dari Reforminer Institute menambahkan terhambatnya pembangunan kilang di Indonesia akibat minimnya pemberian fasilitas fiskal seperti yang dibutuhkan para calon investor. Pemerintah menurut Komaidi enggan memberikan intensif fiskal, karena dinilai permohonan tersebut terlalu berlebihan.

“Kalau pemerintah berpikir belum urgent, sehingga diputuskan beli BBM impor tentu harus dibayar dengan harga yang lebih mahal,” ungkapnya.

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan untuk menjamin pasokan gas bagi masyarakat dan mengurangi impor BBM, perusahaannya mulai mengoperasikan unit Residu Fluid Catalytic Cracking (RFCC) yang terletak di Refinery Unit (RU) IV Cilacap. Operasional secara komersil RFCC Cilacap mulai dilakukan pada awal Oktober 2015 lalu.

RFCC Cilacap tersebut mampu menghasilkan 30 ribu barel premium per hari atau 10,5 juta barel per tahun. Jumlah tersebut menurut Wianda, setara dengan 10 persen impor nasional premium.

“Itulah penghematan devisa yang dapat dilakukan dengan berkurangnya impor premium. Karena itu, kami upayakan RFCC Cilacap dapat beroperasi dengan baik dan maksimal,” ujar Wianda.

Dengan pembangunan RFCC Cilacap, bisa meningkatkan kemandirian dan Ketahanan energi dengan meningkatkan produksi BBM dan non BBM. Dari RFCC Cilacap tersebut, Pertamina dapat memproduksi Gasoline RON 92 sebesar 37,5 ribu barel stream day (MBSD), mengurangi impor HOMC sebanak 600 ribu barel per bulan, meningkatkan ketahanan stok premium menjadi 91 MBSD, meningkatkan produksi elpiji dari 440 ton stream day (TSD) menjadi 950 TSD. Selain itu bisa menghasilkan produk baru Propylene 430 TPD serta meningkatkan margin kilang dan meningkatkan NCI.

Lebih dari itu, proyek senilai Rp 11 triliun tersebut dinilai bisa memberikan multiplier effect dengan membuka lapangan kerja sekitar 9 ribu orang saat proyek berlangsung dan 400 orang saat operasi komersial. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER