Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan 77,5 persen dari total modal yang ditanamkan di Indonesia dalam lima tahun terakhir atau senilai US$ 76 miliar berasal dari negara-negara anggota Asia Pacific Economic Partnership (APEC).
Kepala BKPM Franky Sibarani menuturkan dari 20 negara penyumbang investasi terbesar, lima yang teratas merupakan anggota APEC. Kelimanya adalah Singapura, Jepang, Amerika Serikat, Korea Selatan dan Malaysia.
"Total (investasi) dari realisasi kelima negara tersebut sudah mencapai US$ 67,2 miliar atau 68 persen dari total realisasi investasi 20 negara teratas,” ujarnya dalam keterangan resminya, Selasa (17/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari tahun ke tahun, jelas Franky, realisasi investasi dari negara APEC menunjukkan tren positif. Namun, sebaran lokasi investasinya masih tersentralisasi di Pulau Jawa dengan proporsi mencapai 62,4 persen.
Apabila pada 2010 nilai investasi pemodal APEC sebesar US$ 9,2 miliar, maka pada 2014 BKPM mencatat nilainya naik menjadi US$ 15,1 miliar. Sementara untuk realisasi investasi Januari-September 2015 tercatat tercatat US$ 11,9 miliar.
“Nilai investasi negara APEC yang masuk ke Jawa mencapai US$ 43 miliar, dilanjutkan dengan kawasan lainnya. Sedangkan dari sektor mayoritas investasi berada di sektor sekunder dengan porsi mencapai 41 persen, diikuti oleh sektor tersier sebesar 36 persen dan sektor primer 24 persen,” katanya.
Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC di Manila, 17-20 November 2015, Kepala BKPM yang mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla memanfaatkan momentum tersebut untuk mempromosikan potensi investasi Indonesia. Adapun peluang bisnis unggulan yang dipasarkan antara lain berada di sektor maritim dan logistik.
Franky Sibarani mengatakan, kedua sektor ini dipasarkan karena isu mengenai konektivitas wilayah kerap mengemuka di perhelatan akbar pemimpin APEC.
Oleh karena itu, lanjutnya, BKPM mendorong investasi dari negara-negara APEC untuk turut berkontribusi dalam pengembangan infrastruktur di sektor maritim dan logistik di Indonesia.
Berdasarkan catatan BKPM, realisasi investasi asing (PMA) di sektor logistik dalam lima tahun terakhir (Januari 2010 hingga Semester pertama 2015) mencapai US$ 2,19 miliar, sedangkan rencana investasi yang terjaring sebesar US$ 3,6 miliar.
“Tren realisasinya cukup positif, ini kami upayakan untuk dapat terus didorong rencana investasinya sehingga dapat segera direalisasikan,” ucapnya.
Sementara di sektor maritim, realisasi investasi pada periode yang sama meningkat 28,6 persen menjadi Rp 22,5 triliun.
“Beberapa negara APEC economies memiliki kapabilitas di sektor logistik dan maritim, seperti Amerika Serikat, Australia, Singapura, Jepang dan Korsel ini diharapkan dapat terus ditingkatkan investasinya,” jelasnya.
(ags)