RI Tarik Utang Luar Negeri Rp 4.151 T Hingga September 2015

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Rabu, 18 Nov 2015 19:43 WIB
Jumlahnya utang luar negeri Indonesia berkurang sebesar US$ 2,1 miliar atau sebesar Rp 28,83 triliun dibandingkan dengan posisi kuartal II 2015.
Ilustrasi Mata Uang Dollar Amerika. (Reuters/Guadalupe Pardo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi jumlah utang luar negeri Indonesia per September 2015, baik yang dibukukan oleh swasta maupun pemerintah mencapai US$ 302,4 miliar atau setara dengan Rp 4.151,8 triliun (kurs Rp 13.729/US$).

Apabila dibandingkan dengan posisi akhir kuartal II 2015 yang mencapai US$ 304,5 miliar atau Rp4.180,6 triliun, jumlahnya berkurang sebesar US$ 2,1 miliar atau sebesar Rp 28,83 triliun.

“Posisi ULN (utang luar negeri) sektor swasta turun US$ 1,7 miliar, terutama disebabkan oleh turunnya ULN Bank. Sementara itu, posisi ULN sektor publik turun US$0,4 miliar, terutama disebabkan oleh turunnya ULN pemerintah,” tulis BI dalam keterangan resminya, Rabu (18/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan komposisinya, sektor swasta berperan dominan dalam menimbun ULN Indonesia, yakni sebesar 55,6 persen atau US$ 168,2 miliar. Sisanya 44,4 persen atau US$ 134,2 miliar merupakan utang publik yang ditarik oleh pemerintah.

Kendati demikian, bank sentral merekam perlambatan pertumbuhan penarikan ULN, dari 6,2 persen (year on year/ yoy) pada kuartal II 2015 menjadi menjadi 2,7 persen pada periode Juli-September 2015.

BI mencatat 85,5 persen dari total ULN merupakan utang dengan tenor jangka panjang. Pertumbuhan ULN berjangka panjang pada akhir kuartal III 2015 tercatat sebesar 4,6 persen atau lebih rendah  dari kuartal II 2015 yang mencapai 8,3 persen. Sementara itu, pertumbuhan ULN berjangka pendek pada periode yang sama turun 7,2 persen dari kuartal sebelumnya 4,4 persen.

Berdasarkan sektor ekonomi penyerapnya, ULN swasta didominasi oleh sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. Pangsa keempat sektor tersebut mencapai 76, persen dari total utang yaditarik swasta.

Kendati demikian, Otoritas Moneter menilai perkembangan ULN hingga kuartal III 2015 masih cukup sehat. Namun, kewaspadaan terhadap risiko utang tetap harus diperkuat di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini.

(ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER