Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Utama PT PLN (Persero), Sofyan Basir bersama President Director PT Tenaga Listrik Bengkulu (PT TLB), Cao Yuesheng telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik atau Power Purchase Agreement (PPA) dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bengkulu.
Perjanjian jual beli ini sehubungan dengan rencana perusahaan Pembangkit Listrik Swasta (IPP) yang akan membangun PLTU dengan kapasitas 2 x 100 megawatt (MW), dan menjadi bagian dari Program Kelistrikan 35.000 MW.
“Secara prinsip kami ingin bermitra dengan swasta. Saling membantu dan saling mendukung agar proyek ini lebih cepa selesai. Bila ada masalah di lapangan, segera informasikan agar kita segera selesaikan,” ujar Sofyan di PLN Kantor Pusat, Rabu (25/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, PLTU Bengkulu akan dibangun oleh perusahaan TLB yang sejatinya merupakan konsorsium dari Sinohydro Hongkong (Holding) Limited sebesar 70 persen dan PT Intraco Penta, Tbk sekitar 30 persen.
Sofyan menaksir, pembangunan PLTU Bengkulu akan menelan biaya sekitar US$ 360 juta yang berasal dari ekuitas TLB dan pinjaman luar negeri. Ini mengingat proyek tersebut tidak dijamin oleh pemerintah Indonesia.
Meski tak ada di dalam kontrak, manajemen TLB berkomitmen akan menyiapkan pendanaan maksimum 12 bulan sejak penandatanganan PPA. “Kami akan usahakan dapat menyelesaikan finance close dalam waktu sembilan bulan,” ujar Cao Yuesheng
Hemat Rp1,7 Triliun per TahunJika tak ada halangan, pengerjaan konstruksi PLTU Bengkulu Unit 1 diperkirakan bakal memakan waktu 36 bulan, sehingga dijadwalkan dapat beroperasi pada 2019. Sementara untuk pembangun Unit 2 akan dilaksanakan tiga bulan setelahnya.
"Pembangkit ini akan mensuplai energi listrik ke Sistem Sumatera sebesar ± 1400 GWh per tahun," tambah Sofyan.
Ia meyakini, secara keekonomian PLTU Bengkulu mampu memberikan penghematan sekitar Rp. 1,7 Triliun pertahun.
Sedangkan secara sistem, proyek ini diperlukan untuk memperkuat sistem kelistrikan di Sumatera khususnya di Provinsi Bengkulu, di samping meningkatkan pemanfaatan batubara guna mengurangi penggunaan BBM dan fosil terutama dalam hal produksi tenaga listrik.
(dim)