Minim Realisasi Investasi, BKPM Gelar Forum Bisnis di China

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Kamis, 26 Nov 2015 11:05 WIB
BKPM mencatat realisasi investasi pemodal China di Indonesia selama periode Januari-September 2015 mencapai US$406 juta, dengan total 705 proyek.
Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani saat memberikan keterangan terkait perkembangan investor Tiongkok dan Jepang, Jakarta, Rabu, 1 April 2015. CNN Indonesia/Adhi Wicaksono.
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengundang hadir 100 pemodal China pada gelaran Indonesia-China Business Forum di Shanghai, Jumat (27/11).

Dalam rangka mempromosikan potensi investasi nasional, Kepala BKPM Franky Sibarani dalam forum bisnis tersebut menjadwalkan pertemuan dengan beberapa investor China yang telah menyatakan minatnya untuk menanamkan modal di Indonesia. Perusahaan-perusahaan tersebut bergerak di sektor pariwisata, kawasan industri, industri pengolahan nikel dan pembangkit listrik.

Franky berharap, melalui one on one meeting perusahaan-perusahaan tersebut dapat merealisasikan komitmen investasinya dengan mengajukan izin prinsip ke BKPM. Menurutnya, China merupakan salah satu negara prioritas yang ditargetkan dapat merealisasikan investasinya di Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Dalam tiga triwulan pertama tahun ini, kami mencatat peningkatan komitmen investasi dari Tiongkok sebesar 46 persen, yaitu senilai US$ 13,9 miliar yang sudah mendapatkan izin prinsip di Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi BKPM, Kamis (26/11).

Menurut Franky, potensi kerja sama ekonomi antara Indonesia dan China sangat besar karena banyak hal potensial yang bisa dikerjakan bersama, baik sebagai pemerintah maupun sebagai pelaku bisnis.

“Dalam satu tahun terakhir, saya mencatat setidaknya sudah empat kali pemimpin kedua negara bertemu, termasuk pertemuan di Tiongkok dan di Indonesia,” jelasnya.

Minim Realisasi

Franky menambahkan, China telah menjadi salah satu negara sumber investasi Indonesia sejak 2010 . Dalam lima tahun terakhir, realisasi investasi Tiongkok rata-rata tumbuh 66 persen per tahun, dari US$ 174 juta pada 2010 menjadi lebih dari US$ 800 juta pada tahun lalu. Namun, realisasi investasi tersebut tergolong rendah mengingat total komitmen calon investor China yang terjaring mencapai US$ 36 miliar.

“Rencana investasi dari Tiongkok tergolong besar. Namun memang tantangan yang kami hadapi adalah untuk merealisasikan rencana investasi tersebut. Rasio perbandingan antara rencana dan realisasi investasi Tiongkok masih di bawah 10 persen,” imbuh Franky.

BKPM mencatat, realisasi investasi secara nasional selama periode Januari-September 2015 mencapai Rp400 triliun, meningkat 16,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp342 triliun. Realisasi investasi PMDN, membukukan nilai Rp133,2 triliun atau meningkat 16,4 persen, sedangkan penanaman modal asing (PMA) tercipta Rp266,8 triliun atau naik 16,9 persen.

Salah satunya disumbang oleh investor China, yang selama periode Januari-September 2015 merealisasikan investasinya sebesar US$406 juta, dengan jumlah proyek mencapai 705 proyek.

“Walaupun memiliki pertumbuhan yang menggembirakan, kerja sama investasi antara Tiongkok dan Indonesia masih jauh dari total potensi yang dimiliki kedua negara. Kami mendorong pertumbuhan realisasi investasi yang lebih tinggi dan mengundang lebih banyak lagi perusahaan Tiongkok di sektor-sektor strategis untuk hadir di Indonesia,” kata Franky. (ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER