AP II Seleksi Ketat Taksi Bandara Soetta Pakai Sistem Antre

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Kamis, 26 Nov 2015 12:51 WIB
Angkasa Pura II mencatat saat ini ada delapan perusahaan taksi dengan total armada sekitar 5 ribu unit di Bandara Soekarno-Hatta, termasuk 600 unit taksi gelap.
Fasilitas layanan taksi Gamya dan Bluebird dan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. (CNN Indonesia/Agust Supriadi)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II bakal menerapkan seleksi ketat terhadap armada taksi milik delapan perusahaan yang selama ini beroperasi di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Kebijakan tersebut dilakukan manajemen menyusul rencana diterapkannya sistem antrean first in first out (FIFO) dalam mengambil penumpang di bandara.

Direktur Utama AP II Budi Karya Sumadi menjelaskan sistem antrean taksi rencananya bakal diterapkan 20 Desember 2015. Ia menegaskan kebijakan tersebut tidak akan pilih kasih sehingga tidak merugikan perusahaan taksi tertentu.

"Kenapa harus ditolak? FIFO itu common use di bandara internasional karena tujuannya pemerataan. Di Singapura saja sudah diberlakukan," kata Budi di Bandara Halim Perdanakusuma, Kamis (26/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh perusahaan taksi dalam mendapatkan penumpang, Budi menyebut para penumpang juga diuntungkan, karena tidak harus menunggu lama untuk mendapatkan taksi.

"Manajemen Angkasa Pura II baru mengevaluasi penerapan FIFO yang baik seperti apa. Jangan sampai ada yang dirugikan baik dari penumpang maupun perusahaan taksi. Jangan sampai kami membuat aturan yang salah dan tidak adil," ujarnya.

Untuk memastikan penerapan sistem antrean taksi tidak merugikan pihak manapun, Budi menegaskan AP II akan melakukan seleksi ketat terhadap armada taksi khusus di Bandara Soekarno-Hatta.

"Misalnya syarat umur maksimal armada untuk dapat beroperasi di Soekarno-Hatta, lalu standar kualitas pelayanan sopir. Nantinya akan tereliminasi yang terjelek taksinya. Jadi kemungkinan baru 20 Desember 2015 diterapkan," katanya.

Berdasarkan data Angkasa Pura II, saat ini ada delapan perusahaan taksi dengan total armada sebanyak 4 ribu-5 ribu unit di Bandara tersibuk di Indonesia tersebut. Termasuk 600 unit taksi gelap yang sekarang sudah bergabung dalam kelolaan Induk Koperasi Angkatan Udara (Inkopau).

Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagyo mengatakan masyarakat akan memilih taksi yang telah dikenal memiliki kualitas layanan baik demi kenyamanan dan keamanan mereka.

Sementara itu, sistem FIFO mengharuskan masyarakat untuk naik taksi apa pun yang datang terlebih dahulu ke area pengangkutan penumpang di bandara.

"Karena itu, FIFO tidak bisa dilakukan karena masyarakat atau penumpang di bandara punya hak memilih di mana mereka tidak bisa dipaksa naik taksi tertentu. Hak memilih itu sejalan karena taksi di Jakarta banyak yang kualitasnya jelek, karena itu mereka memilih yang bagus," jelas Agus.

Agus menuturkan pihak pengelola bandara tidak dapat disalahkan apabila masyarakat sebagian besar hanya memilih beberapa taksi saja dari yang ada di bandara, karena memang saat ini tidak seluruh operator memberikan pelayanan berkualitas baik. Pemerintah, katanya, harus berupaya untuk membuat taksi di Jabodetabek memiliki kualitas yang sama.

"Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan harus bisa memberikan sanksi kepada taksi yang melanggar, menipu, atau berbuat kriminal, supaya ada perbaikan citra melalui peningkatan pelayanan," tambah Agus.

AP II sendiri telah secara masif melakukan pembenahan di sektor angkutan transportasi publik di Bandara Internasional Soekarno-Hatta demi peningkatan pelayanan.

Pembenahan untuk layanan taksi dapat dilihat di Terminal 1 dan 3, di mana penumpang pesawat yang baru mendarat kini dapat lebih mudah menjangkau taksi-taksi karena jalur sebelah curbside hanya diperuntukkan untuk angkutan publik saja.

Di samping itu, taksi kini juga mendapat lebih banyak ruang parkir untuk menunggu penumpang di terminal sehingga penumpang juga lebih cepat mendapatkan taksi pilihannya. Guna mempercepat pengiriman taksi ke terminal, Bandara Internasional Soekarno-Hatta kini juga memiliki pool taksi baru yang terletak di Jalan Perimeter Selatan serta di dekat Terminal 1 dan 2.

Pembenahan-pembenahan di bandara itu juga membuat tidak dibutuhkannya penerapan skema FIFO dalam pengelolaan taksi, karena alur pergerakan taksi sudah semakin lancar dan penumpang juga cepat terangkut taksi yang dipilihnya.

Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Danang Parikesit menambahkan setuju dengan roadmap yang jelas untuk penjaminan kualitas taksi bandara.

"Yang penting AP II menerapkan standar tinggi yang konsisten sehingga semua pengelola taksi diberi kesempatan untuk memenuhi standar tersebut," kata Danang.
(ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER