Bogor, CNN Indonesia -- Perusahaan tambang, alat berat dan jasa konstruksi Grup Astra, PT United Tractors Tbk memangkas target produksi batubara dan penjualan alat berat pada tahun depan.
Sekretaris Perusahaan United Tractors Sarah Lubis mengatakan, sejak awal tahun hingga Oktober 2015 penjualan alat berat Komatsu turun 42 persen menjadi 1.870 unit dari 3.233 di periode yang sama tahun lalu.
“Tahun 2015 penjualan diprediksi akan tutup di 2.100 unit dengan asumsi total penjualan pasar di 5.500 unit,” ujarnya di Sentul, Jumat (27/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sarah menyatakan, perseroan menilai kondisi pada tahun depan bakal tetap berat bagi industri tambang dan alat berat. Hal tersebut, lanjut Sarah, membuat pihaknya memprediksi target penjualan alat berat yang lebih rendah.
“Penjualan pasar pada tahun depan kami perkirakan hanya 5.000 unit. Maka target kami tahun depan hanya menjual di bawah 2.000 unit, kurang lebih 1.900-an unit,” tuturnya.
Kontraksi HargaSementara dari lini usaha tambang batubara, Sarah mengatakan penjualan anak usahanya, PT Pamapersada Nusantara juga masih akan mengalami kontraksi. Ia menyatakan produksi batubaranya pada tahun ini secara total hanya akan mencapai 110 juta ton atau turun dari perolehan tahun lalu 119,4 juta ton.
“Produksi batubara tahun depan diperkirakan turun 10 persen. Juga untuk pengupasan tanah turun 10 persen. Dari sisi produksi tambang pribadi, untuk 2015 sebesar diperkirakan hanya produksi 4,6 juta ton, dan 2016 sekitar 6 juta ton. Namun dengan asumsi harga batubara seperti saat ini,” ungkapnya.
Analis Mandiri Sekuritas, Ariyanto Kurniawan mengatakan penjualan Komatsu di bulan Oktober hanya 71 unit atau turun 37 persen secara bulanan dan 72 persen secara tahunan. Penjualan terbesar Oktober berasal dari sektor konstruksi, 42 persen diikuti kehutanan 24 persen, serta sisanya dari sektor tambang dan agrobisnis.
“Produksi batubara Pama sepanjang Oktober turun 6,5 persen secara bulanan menjadi 8,5 juta ton atau turun 11 persen secara tahunan dengan pemindalahan lapisan penutup (
overburden removal) turun 9 persen secara tahunan menjadi 63,2 juta bcm,” katanya dalam riset.
Menurutnya, kinerja Komatsu yang lemah sudah diantisipasi perusahaan dengan cara memangkas target tahun ini menjadi 2 ribu unit dari target awal 4 ribu unit.
“Yang kami takutkan adalah penurunan produksi Pama mengindikasikan bahwa perusahaan batubara besar, yang berkontribusi 80 persen pada produksi, sudah mulai memangkas produksi untuk merespon pelemahan harga di pasar,” jelasnya.
Dari sisi kinerja, sejak awal tahun hingga September 2015 pendapatan utama perseroan mengalami penurunan sebesar 6,18 persen menjadi Rp 38,29 triliun dari periode yang sama 2014 sebesar Rp 40,81 triliun.
Namun, laba bersih perseroan meningkat sebesar 16,53 persen menjadi Rp 5,57 triliun atau Rp 4,78 triliun di tahun sebelumnya. Pertumbuhan kinerja tersebut didukung oleh keuntungan kurs yang didapat pada sembilan bulan pertama 2015 sebesar Rp 761,41 miliar, dari kerugian kurs sebesar Rp 33,01 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.