Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi kembali mengalami tekanan pada perdagangan awal pekan ini karena minimnya sentimen positif baik dari bursa regional maupun ekonomi dalam negeri.
Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan pada perdagangan Senin (30/11) IHSG diperkirakan berada pada rentang support 4.520-4.548 dan resisten 4.585-4.610. Menurutnya laju IHSG di bawah area target support 4.563-4.575 dan gagal mendekati area target resisten 4.618-4.625.
“Utang gap 4.555-4.557 telah tertutupi dengan adanya pelemahan di akhir pekan. Secara tren dimungkinkan adanya pelemahan lanjutan jika diasumsikan pelaku pasar kembali melakukan aksi jualnya,” ujarnya dalam riset, Minggu (29/11).
Akan tetapi, Reza berharap terdapat sentimen yang bisa positif sehingga nantinya dapat dimanfaatkan untuk dilakukannya aksi beli, sehingga laju IHSG dapat berbalik naik. Ia mengimbau investor untuk tetap mencermati dan mewaspadai sentimen yang ada.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Laju IHSG masih menyimpan utang gap di level 4.452-4.474, dan sebelumnya di level 4.346-4.381,” jelasnya.
Terkait perdagangan akhir pekan lalu, ia menilai seperti perkiraan sebelumnya, laju penguatan IHSG mulai berkurang dan cenderung mengalami pelemahan. Ia menilai, dengan tidak adanya sentimen acuan dari AS karena adanya libur dan beberapa sentimen negatif lainnya, laju IHSG pun terhempas dari zona hijaunya.
“Namun demikian, kami tetap mengapresiasi dimana pelemahan tersebut telah menutup adanya utang gap di level 4.555-4.557,” katanya.
Sementara, ia menyatakan laju pelemahan pada Rupiah masih berlanjut di akhir pekan. Menurut Reza, masih maraknya penilaian terhadap bank sentral Eropa yang akan melonggarkan pengetatan moneternya melalui stimulus moneter membuat laju euro terdepresiasi terhadap dolar AS.
Terkait bursa regional, analis Reliance Securities, Lanjar Nafi mengatakan mayoritas bursa di Asia ditutup jatuh diakhir pekan setelah beberapa dugaan broker besar di China terlibat masalah pelanggaran peraturan.
“Selain itu laba usaha emiten sektor industri di China pun turun hingga 4,6 persen. Hal ini menjadi alasan para investor untuk melakukan
profit taking (aksi ambil untung) di akhir pekan,” jelasnya.
Secara teknikal, menurutnya IHSG mengkonfirmasi pola
spinning top yang terbentuk dengan
pulled back bearish trend serta
upper bollinger bands. Indikator Stochastic pun melanjutkan konsolidasi yang negatif dengan momentum RSI yang mulai melemah pada area dekat
overbought.
“Meskipun IHSG masih terlihat tertahan pada
support MA7, signal tekanan jual cukup terasa diakhir bulan November 2015 ini hingga diperkirakan akan kembali bergerak
mixed cenderung tertekan dengan range pergerakan 4.515-4.580,” katanya.
Kepala Divisi Komunikasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Irmawati Amran mengatakan rata-rata nilai transaksi perdagangan saham harian mengalami kenaikan 5,6 persen menjadi Rp4,51 triliun di sepanjang pekan lalu. Adapun pada pekan sebelumnya, rata-rata nilai transaksi harian berada di level Rp4,27 triliun.
“Rata-rata volume transaksi harian juga mengalami kenaikan 22,30 persen walaupun di sisi lain rata-rata nilai frekuensi transaksi harian berkurang 6,48 persen,” ujarnya.
Adapun investor asing mencatatkan beli bersih di pasar saham dalam lima hari terakhir dengan nilai Rp315 miliar, tetapi secara tahunan masih tercatat
net sell (jual bersih) Rp19,72 triliun. Pergerakan IHSG di penutupan perdagangan hari ini telah terkoreksi 0,79 persen ke level 4.560,56 dibandingkan penutupan di hari sebelumnya.
“Secara mingguan, pergerakan IHSG di periode 23 November 2015 hingga 27 November 2015 mengalami perubahan 0,02 persen dibandingkan penutupan di pekan sebelumnya yang berada di level 4.561,33 poin,” jelasnya.
(gir)