Pemerintah Raup Pembiayaan Rp48 T Lewat Lelang Obligasi Dolar

Agust Supriadi | CNN Indonesia
Rabu, 02 Des 2015 10:46 WIB
Total penawaran yang masuk dari kedua varian obligasi global tersebut mencapai US$8,1 miliar atau 2,3 kali lipat lebih tinggi dari yang dimenangkan pemerintah.
Ilustrasi dolar. (Pixabay/RabidSquirrel)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah menerbitkan dua varian obligasi berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) atau global medium term notes (GMTN), dengan total penarikan utang sebesar US$3,5 miliar atau setara dengan Rp48,11 triliun (kurs Rp13.748/US$).

Kedua varian global bond yang diterbitkan adalah seri RI0126 dengan tenor 10 tahun dan seri RI0146 dengan jangka waktu jatuh tempo 30 tahun. Lelang dilakukan pada Selasa (1/12) waktu New York, AS atau Rabu (2/12) dini hari waktu Jakarta.

Untuk GMTN seri RI0126, nominal yang dimenangkan pemerintah sebesar US$2,25 miliar, dengan tingkat kupon 4,75 persen dan imbal hasil (yield) 4,8 persen. Sementara untuk seri RI0146, nilai penerbitannya sebesar US$1,25 miliar, dengan tingkat kupon 5,95 persen dan yield 6 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan dalam situsnya menjelaskan total penawaran yang masuk (total order book) dari kedua varian obligasi global tersebut mencapai US$8,1 miliar atau 2,3 kali lipat lebih tinggi dari yang dimenangkan pemerintah.

"Hasil ini menandakan masih tingginya kepercayaan investor dan sentimen positif pada prospek perekonomian Indonesia," tulis DJPPR dalam keterangan resminya.

DJPPR menyatakan transaksi ini merupakan bagian dari program penerbitan GMTN Indonesia yang menargetkan sebesar US$40 miliar. Penerbitan ini merupakan bagian dari kebijakan pembiayaan di muka (pre-funding) untuk kebutuhan anggaran pada awal tahun depan, yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang APBN 2016.

Distribusi kedua varian GMTN itu tersebar ke banyak investor yang dikategorisasikan berdasarkan wilayah dan jenis investor. Berdasarkan sebaran wilayahnya, Amerika Serikat mendominasi penyerapan GMTN Indonesia, yakni sebesar 60 persen untuk seri RI0126 dan 50 persen untuk seri RI0146. Disusul Eropa dengan komposisi penguasaan 14 persen  untuk seri RI0126 dan 26 persen untuk seri RI0146.

Sementara Asia, tanpa memasukkan Indonesia, menguasai 10 persen untuk seri RI0126 dan 22 persen untuk seri RI0146. Indonesia selaku tuan rumah memiliki 14 persen  untuk seri RI0126 dan hanya 2 persen untuk seri RI0146.

Berdasarkan jenis investor, asset manager menguasai 75 persen  untuk seri RI0126 dan 71 persen untuk seri RI0146. Disusul kemudian bank dengan 18 persen untuk seri RI0126 dan 6 persen untuk seri RI0146.

Asuransi atau dana pensiun memegang 4 persen untuk seri RI0126 dan 21 persen untuk seri RI0146. Lalu private banks hanya memiliki masing-masing 1 persen  untuk seri RI0126 dan seri RI0146. Terakhir sovereign wealth funds, menguasai 2 persen untuk seri RI0126 dan 1 persen untuk seri RI0146.

Indonesia memperoleh peringkat kredit BBB- (stable) dari Fitch, BB+ (positive) dari S&P, dan Baa3 (stable) dari Moody’s. Joint Lead Manager. Sementara itu, Joint Bookrunners dalam transaksi ini adalah BofA Merrill Lynch, CIMB, Citigroup dan HSBC, serta bertindak sebagai co-Managers adalah PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas dan PT Trimegah Securities. (ags/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER