Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) memastikan bakal melanjutkan rencana melepas saham anak usahanya ke publik (
initial public offering/IPO) tahun depan. Dari tiga anak usaha yang disiapkan untuk melantai di bursa, hanya ada satu yang dinilai manajemen benar-benar siap IPO.
Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman mengatakan PT Tugu Pratama Indonesia dinilai paling siap untuk IPO dibandingkan dua anak usaha lainnya yaitu PT Pertamina Bina Medika yang bergerak di bidang layanan kesehatan dan PT Patra Jasa di sektor perhotelan dan properti.
"Sepertinya yang paling siap perusahaan asuransi kami (Tugu Pratama)," ujar Arief di Jakarta, Senin (7/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski lebih condong memilih Tugu Pratama, Arief Bilang keputusan untuk melego perusahaan tersebut melalui IPO masih harus menunggu persetujuan jajaran Dewan Komisaris dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selaku pemegang saham.
Arief menambahkan sambil menunggu persetujuan diberikan, manajemen Tugu Pratama akan diminta melakukan perhitungan ulang atas aset (valuasi) yang dimiliki perusahaan sampai saat ini.
"Semuanya masih dievaluasi," ujarnya singkat.
Sebagai informasi, selain untuk meningkatkan kinerja keuangan dan meningkatkan leverage non aset perseroan, rencana Pertamina untuk melepas entitas usahanya tak lepas dari rencana manajemen yang akan mulai berfokus pada bisnis utamanya di sektor minyak dan gas bumi.
Dari yang direncanakan, saat ini manajemen telah mengantongi tiga anak perusahaan yang diharapkan bisa melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun depan.
Dukungan KomisarisPada kesempatan yang sama, Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng menyatakan akan mendorong keputusan direksi untuk melaksanakan IPO terhadap anak usaha.
Walau demikian, Tanri mengaku belum membicarakan secara detil mengenai rencana pelaksanaan IPO terhadap Tugu Pratama bersama jajaran Direksi.
"Ide untuk IPO masuk akal kalau tujuannya untuk pendanaan. Karena kita ingin tumbuh dan berkembang dan investasinya bukan cuma berasal dari kantong Pertamina, melainkan bisa dari sumber yang lain," kata Tanri.
Berangkat dari hal tersebut, mantan Menteri BUMN ini mengingatkan manajemen untuk memiliki hitungan yang jelas mengenai total target pendanaan yang didapat serta kondisi ekonomi pada saat anak usaha Pertamina dilepas.
"Karena kalau IPO ada untung rugi. Saya pikir harus ada hitungan yang jelas, butuh berapa. siapa yang paling siap," imbuh Tanri.
(gen)