Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan PT Pertamina (Persero) akan mendapat tugas sebagai pembeli utama (
offtaker) dari kilang-kilang minyak baru yang akan dibangun ke depan.
Sementara, porsi investasi terbesar akan dibebankan pemerintah kepada investor swasta asing maupun dalam negeri yang berminat membangun kilang tersebut.
Darmin mengatakan kalau pada awalnya ada tiga opsi sistem investasi kilang yaitu dibangun oleh badan usaha swasta dengan Pertamina sebagai penerima utama, kemudian kerjasama antara Pertamina dengan badan usaha swasta, terakhir melalui penugasan khusus kepada Pertamina yang dibiayai menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara konsep sudah kami bicarakan dengan Pertamina dan mereka pun setuju dengan hasilnya. Mungkin dalam dua minggu lagi Peraturan Presiden (Perpres) soal kilang keluar. Pokoknya sebelum awal 2016," jelas Darmin di Jakarta, Senin (7/12).
Setelah Perpres keluar, maka bisa dipastikan peluang swasta terbuka lebar untuk pengusahaan kilang. Selain mengatur operasi kilang swasta, Perpres ini juga mengatur mekanisme perluasan kilang Pertamina (
Refinery Development Master Plan/RDMP).
Sebagai informasi, Pertamina berencana untuk melakukan empat pengembangan kilang selama beberapa tahun mendatang. Pengembangan kilang pertama tengah dilakukan secara patungan (
joint venture) dengan Saudi Aramco di Cilacap, Jawa Tengah dengan nilai US$ 5,5 miliar. Setelah ini, Pertamina juga akan melakukan pengembangan kilang di Balikpapan, Kalimantan Timur bersama JX Nippon Oil and Energy Corporation dengan nilai US$ 5 miliar.
"Perluasan kilang Pertamina juga diatur di dalamnya. Swasta juga ada sendiri pengaturannya. Kami juga mengharapkan di dalamnya ada aturan tentang integrasi kilang-kilang minyak dengan industri pendukung seperti petrokimia dan kimia dasar," jelasnya singkat.
Seperti yang pernah diberitakan sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian kini sedang menyusun Perpres percepatan pembangunan empat kilang minyak yang akan dibangun selama 10 tahun ke depan. Rencananya, kilang-kilang tersebut akan memiliki kapasitas sebesar 300 ribu barel per hari, sehingga apabila ditotal, sebanyak 1,2 juta ribu barel minyak per hari bisa diolah di dalam kilang-kilang itu.
(gen)