Pemerintah akan Lelang Surat Utang Rp532 Triliun pada 2016

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Senin, 07 Des 2015 17:36 WIB
Pemerintah mengalokasikan penarikan pembiayaan hingga semester I 2016 sebesar 61 persen dari total target pembiayaan bruto tahun depan Rp605 triliun.
Dirjen Pengelolaan Utang Robert Pakpahan dan Direktur Surat Utang Negara Loto Srinaita Ginting menggelar Konferensi pers lelang ORI 011.
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah merencanakan penerbitan obligasi sebesar Rp532,4 triliun pada tahun depan guna menutup sebagian besar kebutuhan pembiayaan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016.

Robert Pakpahan, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan menjelaskan pemerintah dimungkinkan untuk menerbitkan berbagai varian obligasi negara, baik dalam denominasi rupiah maupun valas, guna menambal defisit sebesar 2,1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) di APBN 2016.  

Beberapa instrumen pembiayaan valas yang dijanjikan Robert terbit pada tahun depan antara lain obligasi dolar Amerika (Global Bond), obligasi euro (Euro Bond), obligasi yen (Samurai Bond), serta obligasi syariah berdenominasi valas (Sukuk Global).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khusus untuk penerbitan sukuk, lanjut Robert, target pembiayaan yang dibidik pemerintah untuk tahun depan sebesar Rp130 triliun.

"Total opsi yang empat ini, plus yang lain akan mendekati dari 30 persen dari penerbitan secara gross," ujar Robert di Kementerian Keuangan, Senin (7/12).

Menurut Robert, sepanjang tahun ini pemerintah telah menerbitkan global bond mencapai hampir US$4 miliar, sedangkan sukuk valas mencapai US$2 miliar. Selain itu, pemerintah juga sukses melelang euro bond sebesar 1,25 miliar euro dan samurai bond100 miliar yen. "Khusus untuk SBN valas (di pasar) domestik sebesar US$500 juta," kata Robert.

Genjot di Awal

Meski sasaran defisit fiskal hanya 2,1 persen dari PDB atau sekitar Rp273 triliun, namun Kementerian Keuangan memperkirakan kebutuhan pembiayaan bruto pada tahun depan akan mencapai Rp605 triliun.

Untuk itu, Robert Pakpahan menegaskan pemerintah akan kembali menggenjot penarikan pembiayaan di awal tahun depan (front loading strategy). Adapun target pembiayaan pada paruh pertama 2016 diupayakan mencapai 61 persen dari total target bruto.

Menurut Robert, pemerintah juga berencana untuk memperbesar porsi penerbitan SBN ritel khusus bagi investor domestik. Pasalnya,  besarnya porsi kepemilikan SBN oleh asing dianggap sudah cukup mengkhawatirkan.

Pemerintah pun berupaya untuk memperdalam peran investor domestik dalam penerbitan SBN melalui mekanisme pasar, misalnya memperbesar peneribtan Obligasi Ritel Indonesia (ORI), Saving Bond Ritel, Sukuk Ritel dan Sukuk Tabungan.

"Caranya tentu melalui mekanisme pasar bukan buat regulasi melarang atau ambil alih. Salah satu dgn mendalamkan apsar apakah ada yang bisa kami lakukam agar investor domestik lbh tertarik membeli existing tradable bond kita," katanya.

Sebagai informasi penerbitan SBN ritel sepanjang tahun 2015. Program pertama adalah penerbitan Sukuk Ritel (SR) sebesar Rp 21,965 triliun dengan jumlah investor mencapai 29.706 orang.

Sementara ORI berhasil diterbitkan sebanyak Rp 27,4 triliun dengan jumlah investor mencapai 49.521 orang. (ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER