Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) akan menjajaki kerjasama dengan negara-negara produsen minyak yang berada dalam naungan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC).
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menilai kembali aktifnya Indonesia dalam OPEC akan memperbesar peluang perseroan untuk bermitra langsung dengan negara-negara penghasil minyak untuk pengadaan minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM).
"Yang kita targetkan adalah kita bisa laksanakan pendekatan-pendekatan kepada negara-negara yang punya produksi. Sehingga impor kita harap bisa dapat
deal langsung dan
business to bussiness sehingga lebih efesien," ujar Dwi di kantornya, kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kesempatan yang sama, Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam juga mengapresiasi langkah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said yang mengaktifkan kembali Indonesia dalam diskusi OPEC.
Menurut Syamsu, reaktivasi Indonesia dalam OPEC bakal memberikan jaminan perihal pasokan minyak dan BBM ke Indonesia.
"Sebelumnya kan
benefit-nya, seperti yang dikatakan pak Sudirman bukan hanya masalah kita mengekspor minyak. Tapi kita ada
networking-nya dan mampu mendapatkan
benefit-nya," kata Syamsu.
Menyusul reaktivasi Indonesia di OPEC, Menteri Sudirman mengatakan saat ini pihaknya tengah menjajaki pembelian langsung minyak dan gas (migas) dari negara-negara anggota seperti Irak, Iran, Arab Saudi, dan Nigeria.
Ia pun berharap Indonesia bisa mengimpor langsung produk migas dari negara-negara tersebut mulai tahun depan.
"Semua negara itu sedang kita eskplor. Memang sebelumnya kita sudah jajaki pembelian langsung dari Irak dan Iran, saat ini masih on progress untuk impor itu. Bahkan untuk Iran, rencananya mereka juga menawarkan Liquified Petroleum Gas (elpiji) dengan harga yang kompetitif," ujarnya, Senin (7/12).
(ags)