Pertamina Berhemat US$ 214 juta dari Pengolahan Minyak

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Selasa, 08 Des 2015 11:07 WIB
Tahun depan manajemen Pertamina menargetkan penghematan dari proses produksi dan distribusi BBM bisa mencapai US$ 300 juta.
Tahun depan manajemen Pertamina menargetkan penghematan dari proses produksi dan distribusi BBM bisa mencapai US$ 300 juta. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) mengklaim telah berhasil menghemat US$ 214,62 juta dari pembenahan tata kelola arus minyak hingga medio November 2015.

Koordinator Tim Pembenahan Tata Kelola Arus Minyak (PTKAM) Faisal Yusra mengatakan penghematan diperoleh melalui perbaikan mekanisme serah terima minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM). Mulai dari pengiriman minyak mentah dari produsen, upaya pengangkutan hingga ke kilang, sampai pada efisiensi penggunaan surveyor.

"Jadi bukan berarti selama ini tidak berhemat. Tapi kami terus menekan biaya-biaya yang sebenarnya masih bisa ditekan sampai melakukan optimasi mengenai losses," tutur Faisal di kantornya, Senin (7/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Faisal bilang tahun depan manajemen Pertamina menargetkan angka penyusutan volume (losses) minyak dalam proses distribusi bisa berkurang menjadi 0,25 persen. Saat ini, kata dia besaran angka losses volume minyak masih berada di kisaran 0,32 persen. Dengan begitu, Faisal pun optimistis angka losses bakal menjadikan perseroan berhemat hingga US$ 300 juta.

"Kalau dibandingkan dengan 2015, angka iu setara dengan penghematan US$ 300 juta dengan asumsi harga minyak US$ 40-50 per barel,” ujarnya.

Di kesempatan berbeda, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menyatakan perusahaan akan terus mendorong upaya efisiensi dalam rangka mengoptimalkan kinerja keuangan.

Selain mampu mengoptimalkan kinerja keuangan, menurut Dwi upaya efisiensi dan penghematan juga akan memberi dampak positif pada etos kerja pegawai.

"Benefit terbesar dari upaya efisiensi kan ada di pengurangan losses karena sebenarnya hampir 50 persen bisa ditekan. Kalau efisiensi 2015 ini sekitar US$ 1 dolar, tahun depan akan tambah US$ 1 dolar lagi bisa diteruskan per barel," imbuh Dwi. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER