Beijing, CNN Indonesia -- China mengatakan akan memotong pajak impor dan ekspor tahun depan untuk mendorong sektor perdagangannya yang melemah.
Langkah ini memicu kekhawatiran produk murah China akan memperburuk kelebihan pasok global akan bahan dasar seperti baja dan kimia.
Pemotongan pajak ekspor akan dikenakan pada baja gelondongan dan besi, menjadi 20 persen dan 10 peren dari 25 persen. Pajak baru ini akan mulai berlaku 1 Januari mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Keuangan China mengatakan Rabu (9/12) bahwa tarif ekspor untuk
phosphoric acid dan amonia akan dihapus.
Pajak juga akan disesuaikan untuk mendorong impor alat-alat canggih, bahan mentah energi dan beberapa komponen.
Ketegangan perdagangan sudah muncul antara China dan Eropa dan Amerika Serikat yang menuduh China membanjiri baja di pasar dunia, dan pakar industri mengatakan keringanan pajak untuk baja jenis lain, besi dan produk lain bisa memperburuk pasok yang sudah berlebih.
Tekanan besar yang dihadapi manufaktur China terlihat jelas dalam data yang dirilis Rabu (9/12) yang memicu kekhawatiran bahwa ekonomi terbesar kedua di dunia ini akan jatuh ke dalam perangkap deflasi seperti Jepang.
Perusahaan-pserusahaan China menurunkan harga untuk ke 45 kali pada November karena mereka kesulitan menjual produk, sementara indeks harga produsen, PPI, turun 5,9 persen dari tahun sebelumnya yang merupakan penurunan terbesar sejak krisis finansial global.
Laporan harga yang lemah ini muncul setelah rilis data perdagangan pada Selasa (8/12) yang memperlihatkan bahwa ekspor China pada bulan November turun untuk lima bulan berturut-turut, sementara impor berkontraksi 13 bulan berturut-turut.
Data ini menghilangkan harapan bahwa perlambatan ekonomi akan stabil pada kuartal keempat.
Meski demikian, ekspor bahan dasar tetap tinggi sementara permintaan dalam negeri yang lemah mendorong perusahaan-perusahaan mengalihkan pasok mereka ke luar negeri.
(yns)