Yuan Kembali Dilemahkan, Investor Lari ke Luar China

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Kamis, 10 Des 2015 10:08 WIB
PBoC pada 7 Desember 2015 lalu melaporkan tinggal memiliki cadangan devisa sebesar US$ 3,4 triliun. Level terendah sejak awal November 2013.
PBoC pada 7 Desember 2015 lalu melaporkan tinggal memiliki cadangan devisa sebesar US$ 3,4 triliun. Level terendah sejak awal November 2013. (REUTERS/Jason Lee).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kebijakan Dana Moneter Internasional (IMF) memasukkan yuan sebagai mata uang internasional, tidak membuat bank sentral China (The People’s Bank of China/PBoC) percaya diri. Kemarin, PBoC kembali memangkas nilai yuan ke level US$ 6,42 per dolar setelah sebelumnya mematok kurs tengah yuan di angka US$ 6,4 per dolar.

Nilai tersebut telah turun 0,5 persen sejak IMF memasukkan yuan sebagai special drawing rights yang baru bersama mata uang lainnya yang telah menjadi mata uang internasional lebih dulu.

CNNMoney memberitakan, PBoC pada 7 Desember 2015 lalu melaporkan tinggal memiliki cadangan devisa sebesar US$ 3,4 triliun. Level terendah sejak awal November 2013.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Julian Evans-Pritchard, Kepala Ekonom Capital Economics untuk China menyatakan sepanjang tahun ini banyak investor asal negara tirai bambu tersebut yang mencoba melarikan uangnya ke luar negeri.

“Salah satunya adalah dengan menanamkan investasi di proyek-proyek properti di New York atau London, karya seni bernilai tinggi, atau membeli saham dan surat utang di luar negeri,” ujar Evans-Pritchard, dikutip Kamis (10/12).

Meskipun angka resmi sulit diperoleh dari Pemerintah China, namun Capital Economics mencatat menguapnya dana keluar dari China telah terjadi sejak Agustus 2015 saat negara tersebut melakukan devaluasi mata uangnya secara besar-besaran.

“Kondisi tersebut membuat aksi jual besar di pasar saham Cina dan kekhawatiran bahwa perekonomian China akan melambat lebih dari yang diperkirakan pemerintah,” katanya.

Dengan membiarkan modal keluar dari China, para pengusaha lokal negara tersebut justru berburu dolar, euro dan mata uang negara lain untuk berinvestasi di luar negeri. Kondisi tersebut membuat yuan jatuh lebih dalam, yang coba diantisipasi PBoC dengan mengerahkan cadangan devisanya.

"Tampaknya masuk akal untuk mengasumsikan bahwa hampir setengah dari penurunan cadangan devisa China terjadi pada pasar valuta asing," kata Marc Chandler, Kepala Strategi Mata Uang Brown Brothers Harriman. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER