Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) berencana untuk mencaplok satu wilayah kerja (WK) lagi di Aljazair setelah melihat adanya potensi menjanjikan di negara Afrika itu. Bahkan, Pertamina menilai pemerintah Aljazair sudah memberi lampu hijau bagi Pertamina untuk melakukan hal tersebut.
Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto mengatakan pembukaan blok baru ini dimaksudkan untuk mencapai produksi 35 ribu barel per hari dari blok-blok kelolaan Pertamina. Perusahaan juga berharap Pemerintah mau memfasilitasi keinginan ini dengan persuasi langsung ke Pemerintah Aljazair.
"Kita dorong pemerintah untuk memimpin kerjasama antara Pertamina dengan National Oil Company (NOC) Aljazair yaitu Sonatrach. Kita harap bisa dapet blok lagi, dan itu potensinya bisa menambah produksi sampai 35 ribu barel per hari," jelas Dwi di Jakarta, Kamis (10/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan adanya pendekatan langsung tersebut, ia harap Pertamina tak perlu lagi mengikuti tender. Skema investasinya pun sama seperti blok lainnya di Aljazair, di mana Pertamina akan menjadi operator WK dan akan mengajukan Reservoir Development Plan (RDP) jika keinginan ini dikabulkan.
"Mereka sudah menawarkan beberapa blok. Tapi kita belum tahu blok yang mana," ujarnya.
Menanggapi ucapan Dwi, Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam mengatakan kalau akuisisi blok baru ini pada awalnya diinisiasi oleh Duta Besar Aljazair untuk Indonesia beberapa waktu lalu. Bahkan, perusahaan mengaku sudah bertemu dengan pihak Sonatrach meskipun hanya dalam bentuk pertemuan kecil.
"Nanti juga rencananya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke sana untuk meninjau. Sementara dari komisaris kan meng-
endorse untuk melakukan akuisisi di luar negeri karena produksi kita sangat minim. Kita harus banyak melakukan itu mumpung harga minyak masih rendah," jelasnya di lokasi yang sama.
Lebih lanjut, ia mengatakan kalau perusahaan juga telah menyiapkan dana untuk melakukan akusisi tersebut. Ia juga memastikan kalau kas perusahaan sanggup untuk menjalankan aksi korporasi ini dan belum membutuhkan sumber pendanaan eksternal lain.
"Jumlahnya uangnya sih ada, tapi kita belum mau sebut karena belum ada negosiasi. Kemarin Direktur Keuangan bilang kas kita cukup untuk akuisisi ini," tambahnya.
Sebagai informasi, kegiatan Pertamina di Aljazair dimulai sejak tahun 2013 lalu, dimana perusahaan mengakuisisi kepemilikan hak partisipasi ConocoPhillips Algeria Ltd, anak perusahaan ConocoPhilips, di Blok 405a, Aljazair dengan nilai Participating Interest (PI) sebesar 65 persen. Untuk memperoleh hak tersebut, Pertamina sampai harus merogoh kocek sebesar US$ 1,75 miliar.
Syamsu menjelaskan, bahwa di Blok 405a tersebut terdapat tiga lapangan minyak yaitu Menzel Lejmat North (MLN), Ourhoud, dan EMK. Diantara ketiga blok tersebut, Pertamina hanya boleh mengelola Blok MLN secara penuh. Lapangan-lapangan ini menghasilkan produksi net to share sebesar 23,3 ribu barel per hari dan diharapkan akan meningkat menjadi 32 ribu barel per hari di tahun 2016 atau 2017.
Pertamina sendiri berharap bisa memroduksi minyak sebesar 160 ribu barel per hari dari aset-asetnya yang berada di Malaysia, Irak, dan Aljazair pada tahun 2019 mendatang. Sementara produksi minyak
overseas Pertamina mengalami lonjakan dari Semester I tahun lalu yang sebesar 58,08 ribu barel minyak per hari (MBOPD) menjadi 75,09 MBOPD pada semester I tahun ini.
(gir)