Penerbitan Izin Membangun Rumah Murah Dipangkas jadi 14 Hari

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Sabtu, 12 Des 2015 15:38 WIB
Presiden Joko Widodo bakal menerbitkan Inpres yang akan memangkas penerbitan izin pembangunan rumah dari 26 bulan jadi 14 hari.
Presiden Joko Widodo bakal menerbitkan Inpres yang akan memangkas penerbitan izin pembangunan rumah dari 26 bulan jadi 14 hari. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berjanji akan mempersingkat izin pembangunan perumahan rumah murah bagi para pengembang dari 26 bulan menjadi 14 hari. Kebijakan tersebut diharapkan bisa mendorong minat pengembang dalam menggarap proyek rumah murah tahun depan.

“Kami akan terus mendorong kemudahan perizinan pembangunan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Apalagi kebutuhan rumah semakin meningkat pada 2016,” ujar Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Syarif Burhanuddin pada laman Kementerian PUPR, dikutip Sabtu (12/12).

Syarif menuturkan pada prinsipnya tidak ada perbedaan mendasar antara izin untuk membangun perumahan murah sampai yang mewah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Selama ini yang membedakan hanya luasan kawasan perumahan yang akan dibangun. Jika di atas 25 hektare memerlukan dua tahapan izin dan waktunya juga cukup lama yakni sekitar 26 bulan. Tentu itu membutuhkan waktu yang cukup panjang dan tidak memberikan kepastian bagi para pengusaha untuk membangun rumah,” terangnya.

Dengan rencana memangkas waktu penerbitan izin menjadi hanya 14 hari saja, ia meyakini bottle neck klasik dalam pembangunan perumahan bisa selesai pada akhir tahun ini.

“Akan ada Instruksi Presiden yang akan memangkas waktu perizinan dari sekitar 42 tahapan menjadi delapan tahapan saja. Dari tadinya 26 bulan, jadi 14 hari saja,” tegas Syarif.

Disiapkannya aturan tersebut untuk dapat diteken Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam waktu dekat, tidak lain untuk mendorong program pembangunan sejuta rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah menjadi lebih mudah tercapai.

Sebelumnya Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Realestat Indonesia (REI) Eddy Hussy memperkirakan industri properti bisa tumbuh di angka 10 persen tahun depan, naik dari perkiraan tahun ini yang hanya di level 6 persen.

Ada beberapa alasan yang membuat Eddy optimistis. Pertama, pertumbuhan ekonomi kuartal III tahun ini sebesar 4,74 persen sudah menunjukkan perbaikan dibandingkan kuartal sebelumnya. Selain itu, kepercayaan masyarakat kepada pasar sudah menunjukkan adanya peningkatan.

Malah, lanjut Eddy, penjualan properti untuk kelas menengah dan menengah ke bawah menunjukkan peningkatan. Sementara penjualan perumahan kelas menengah ke atas (high-end) cenderung stabil.

“Kalau yang high-end itu tidak naik (penjualannya) tapi juga tidak turun, sebelumnya malahan turun terus,” kata Eddy.

Alasan berikutnya, implementasi paket kebijakan ekonomi pemerintah akan mulai banyak terealisasi di tahun depan menyusul terbitnya aturan pendukung terkait. Menurut Eddy, hal itu bisa semakin meningkatkan kepercayaan pada pasar.

“Kalau itu sudah selesai saya yakin kepercayaan masyarakat akan mulai naik lagi. Kapan? Kalau menurut kami sebagai pengusaha pertengahan tahun depan,” ujarnya. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER