Mengekor Bursa Asia, IHSG Diprediksi Lanjutkan Pelemahan

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Senin, 14 Des 2015 09:02 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan bergerak melemah di kisaran level 4350-4420 pada perdagangan hari ini.
Pialang mengamati pergerakan angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. (Antara Foto/Yudhi Mahatma)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan kembali melemah pada Senin (14/12) mengikuti tren bursa Asia. Analis meramalkan indeks bakal bergerak dalam area konsolidasi dan masih mencoba untuk memasuki wilayah positif yang akan dipengaruhi oleh rilis data ekonomi dan suku bunga acuan Bank Indonesia yang diyakini belum akan berubah.

Analis Asjaya Indosurya Securities, William Surya Wijaya mengatakan pergerakan IHSG kembali mengalami tekanan menyongsong agenda rapat bank sentral AS (FOMC) pekan ini ditambah masih melemahnya harga minyak turut menyumbangkan tekanan terhadap pergerakan IHSG.

Namun, menurutnya agenda rilis data ekonomi dalam negeri BI rate di pekan ini yang disinyalir masih akan tetap, hal ini akan menopang pergerakan IHSG, support yang akan diuji saat ini berada pada level 4.388, sedangkan resistance berada pada level 4521.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“IHSG hari ini masih akan  berada dalam area konsolidasi,” jelasnya dalam riset, Senin (14/12).

Analis KDB Daewoo Securities Heldy Arifien mengatakan ditengah minimnya sentimen positif dan kecenderungan para pelaku pasar masih mencermati perkembangan penentuan kenaikan suku bunga AS, hit and run mewarnai perjalanan pergerakan IHSG sepanjang akhir pekan lalu.

Dalam perdagangan sebelumnya, ia menilai IHSG ditutup terpuruk 1,6 persen mendekati support normalnya di 4.395. Dalam kondisi ekstrem oversold pada stochastic dimana ruang tekanan pelemahan sudah terbatas.

“Diperkirakan IHSG pada Senin akan mencoba bergerak positif berbalik arah pada area support 4.395 menguji resistensi terdekatnya di 4.420,” katanya.

Di sisi lain, Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto mengataan, menyusul meningkatnya resiko pasar global terutama dipicu anjloknya harga komoditas energi, tekanan jual diperkirakan akan kembali mendominasi perdagangan awal pekan ini.

Namun, lanjutnya, diperkirakan tekanan jual bersifat terbatas menyusul sentimen positif dari data ekonomi China yang keluar akhir pekan lalu. Produksi industri China November lalu berhasil tumbuh 6,2 persen (yoy) di atas estimasi 5,7 persen dan bulan sebelumnya 5,6 persen. Sementara menurutnya penjualan ritel China pada November lalu tumbuh sesuai perkiraan yakni 11,2 persen (yoy).

“Hal ini mengindikasikan perekonomian China berkembang moderat. IHSG pada awal pekan ini diperkirakan akan bergerak di kisaran 4.340 hingga 4.440,” katanya.

Sementara Sinarmas Investment Research dalam riset hariannya memprediksi indeks akan bergerak melemah di kisaran level 4350-4420 pada perdagangan hari ini. (ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER