Jakarta, CNN Indonesia -- Aksi borong saham yang dilakukan para manajer investasi untuk memoles portofolio atau
window dressing bakal terjadi tidak lama lagi. Menyusul rencana itu, investor pun diharapkan untuk mencermati beberapa saham berikut agar bisa ikut menikmati cuan.
Head of Investment BNI Asset Management, Hanif Mantiq mengaku pihaknya sedang melirik beberapa saham berkapitalisasi jumbo (blue chip) untuk memperbaiki portofolio. Hanif mengakui saham tersebut berasal dari beberapa sektor.
“Blue chip yang lagi menarik itu ada saham rokok seperti HMSP (PT HM Sampoerna Tbk) dan GGRM (PT Gudang Garam Tbk). Perbankan masih BBRI (PT Bank Rakyat Indonesia (Tbk) yang paling oke," jelasnya kepada CNN Indonesia, Kamis (10/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain dua sektor tadi, Hanif bilang dirinya juga menjagokan saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) untuk consumer goods dan PT Matahari Departemen Store Tbk (LPFF) untuk sektor ritel.
Sementara itu di sektor telekomunikasi ia merekomendasikan saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang dinilai paling menarik lantaran target double digit growth yang dipatok manajemen untuk 3 tahun.
Meski begitu, Hanif menyatakan pihaknya juga masih menyiapkan waktu yang tepat untuk melakukan
window dressing. Ia pun mengaku pihaknya bakal memaksimalkan masa perdagangan sebelum libur.
“Habis Fed rate (
window dressing). Biasanya para investor akan masuk sebelum tanggal 20 Desember, karena setelah itu sudah banyak libur,” cetusnya.
Tak Mau Muluk
Walau telah merencanakan aksi window dressing Hanif menambahkan pihaknya tidak muluk-muluk untuk memperbaiki portofolio reksadana saham yang masih minus sejak awal tahun ini.
Perusahaan dengan dana kelolaan mencapai Rp 12,6 triliun ini bakal menurunkan pelemahan portofolio untuk mengungguli pelemahan indeks acuan.
“Kita harap penurunannya bisa turun ke level 10 sampai 12 persen. Untuk produk Inspiring Equity Fund (reksadana saham) bisa ke minus 10 persen, dari indeks acuan reksadana saham yang minus 18 persen,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan pihaknya melihat IHSG masih bisa terdongkrak dengan adanya manuver memoles portofolio saham tersebut. Ia menilai perbaikan kondisi makro terkait inflasi juga bakal jadi pendorong indeks.
“Saya lihat ada perbaikan di akhir tahun. Kami sih menilai IHSG bisa ditutup di level 4.800 untuk tahun ini,” ujarnya.
Sementara itu Analis KDB Daewoo Securities Heldy Arifin mengatakan perburuan terhadap beberapa saham kunci di IHSG telah mengurangi tekanan jual. Nantinya
window dressing berpotensi mengincar saham-saham blue chip yang dinilai memiliki potensi besar.
“Ini adalah waktu di mana
window dressing bakal mengurangi tekanan ke saham BBNI (PT Bank Negara Indonesia Tbk), BBRI (PT Bank Rakyat Indonesia Tbk), BMRI (PT Bank Mandiri Tbk), BBCA (PT Bank Central Asia Tbk) dengan saham TLKM (PT Telekomunikasi Indonesia Tbk), ASII (PT Astra International Tbk) dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA),” imbuh Heldy.
(dim/dim)