Tiga Negara Paling Berisiko Atas Kenaikan Suku Bunga AS

Hafizd Mukti | CNN Indonesia
Kamis, 17 Des 2015 05:53 WIB
Kenaikan suku bunga Amerika Serikat dianggap sebagai kebangkitan ekonomi Paman Sam. Namun bagi beberapa negara, itu menyakitkan.
Gubernur The Fed Janet Louise Yellen akhirnya menaikan suku bunga Amerika Serikat dari 0%-0,25% menjadi 0,25%-0,5%. (Reuters/Marck Schwain)
Jakarta, CNN Indonesia -- Banyak negara telah memprediksi kenaikan suku bunga Amerika Serikat yang dilakukan The Federal Reserve alias The Fed. Bagi beberapa negara, hal itu menyakitkan.

Dampak yang terjadi atas kenaikan suku bunga AS memberikan dampak yang tidak terlalu baik atau bisa dikatakan buruk bagi beberapa negara. Pasar berkembang yang baru punya alasan untuk khawatir atas keputusan yang diambil The Fed.

Pemerintahan mereka dan perusahaan-perusahaannya meminjam begitu banyak dolar dalam satu dekade terakhir, karena suku bunga yang begitu rendah. Investor sangat senang menggelontorkan uang di negara seperti Turkey, Malaysia dan Amerika Latin dengan harapan mendapat keuntungan lebih.
Alur seperti itu mulai berbalik pasca antisipasi kenaikan suku bunga oleh The Fed — setelah satu triliun dolar dipertaruhkan di pasar di luar Amerika antara Juli 2014 hingga Agustus 2015.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


HALAMAN:
1 2 3 4 5
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER