Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan bakal menggandeng bank asal Korea Selatan guna menjaring investasi dari Negeri Ginseng tersebut ke dalam negeri.
Kepala BKPM Franky Sibarani menyatakan ia telah melakukan kunjungan kerja ke Seoul, Korea Selatan pada 17 Desember. Misi dari kunjungan kerja tersebut adalah untuk memperkuat kerjasama investasi Indonesia dan Korea Selatan yang selama ini dikenal sebagai salah satu kontributor utama negara asal investasi yang masuk ke Indonesia.
Ia mengaku, salah satu agendanya adalah untuk menandatangani nota kesepahaman dengan pihak perbankan yang dijadwalkan akan dilakukan Jumat (18/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“BKPM akan bekerjasama dengan salah satu perbankan utama di Korea Selatan, ini penting untuk memperkuat jaringan bisnis dan menghubungkan investor asal Korea Selatan dengan BKPM,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Menurut Franky, bank yang dipilih sebagai mitra kerjasama tersebut merupakan bank yang telah memiliki jaringan operasional di Indonesia sehingga akan memudahkan baik dari sisi kerjasama maupun dukungan pembiayaan ke investor.
“Harapannya kerjasama tersebut akan memperkuat aliran investasi dari Korea Selatan ke Indonesia,” katanya.
BKPM mencatat, hingga menjelang akhir tahun 2015, minat investasi Korea Selatan terus menunjukkan peningkatan. Dari data BKPM periode 22 Oktober 2014 hingga 4 Desember 2015, tercatat minat investasi yang teridentifikasi mencapai US$ 16 miliar (setara dengan Rp 216 triliun dengan kurs Rp 13.500).
“Minat tersebut menjadi perhatian dan prioritas BKPM untuk dapat diarahkan menjadi izin prinsip (komitmen investasi) hingga kemudian bermuara menjadi realisasi investasi,” jelasnya.
Franky menjelaskan bahwa kerjasama peningkatan FDI dengan Korea Selatan menitikberatkan pada peningkatan investasi pada sektor infrastruktur termasuk jalan, sekolah dan rumah sakit serta sektor industri.
Dari data realisasi investasi yang dikeluarkan oleh BKPM periode Januari-September 2015, Korea Selatan menempati peringkat empat dengan nilai investasi US$ 1,0 miliar 1.529 proyek.
Posisi Korsel tersebut dibawah Singapura yang menempati posisi teratas US$ 3,55 miliar dengan 1.999 proyek; dan Malaysia US$ 2,9 miliar dengan 600 proyek dan Jepang yang menduduki peringkat ketiga dengan nilai mencapai US$ 2,5 miliar dengan 1.318 proyek. Sedangkan di bawah Korsel tercatat Belanda US$ 908 juta dengan 301 proyek.
(gen)