Target Pajak Ketinggian, Menko Darmin Dorong Revisi APBN 2016

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Jumat, 18 Des 2015 13:05 WIB
Darmin Nasution memperkirakan realisasi penerimaan pajak tahun ini hanya akan sekitar 82 persen hingga 83 persen dari target Rp1.294 triliun.
Menko Perekonomian Darmin Nasution bergegas kembali menuju ruang rapat kabinet usai memberikan keterangan pers perihal peluncuran Paket Kebijakan Ekonomi Jilid ke-7 di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat (4/12). (Antara Foto/Widodo S Jusuf)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai target penerimaan pajak tahun depan sebesar sebesar Rp1.350 triliun tidak realistis. Untuk itu, ia menilai revisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 perlu segera dilakukan.

"Tahun depan terus terang penerimaan pajak belum bisa diharapkan. Padahal tahun ini pencapaiannya cukup jauh di bawah target," ujar Darmin di Tangerang, Kamis (17/12) malam.

Dia menjadikan potensi penerimaan pajak tahun ini sebagai pertimbangan untuk mempercepat revisi APBN 2016. Dia memperkirakan realisasi penerimaan pajak tahun ini hanya akan sekitar 82 persen hingga 83 persen dari target Rp1.294 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Darmin lebih pesimistis dibandingkan dengan Menteri Keuangan Bambang P.S Brdojonegoro yang meyakini pencapaian pajak tahun ini akan mencapai 85 persen dari target.

Mantan Direktur Jenderal Pajak itu menilai target penerimaan pajak tahun depan melonjak terlalu tinggi jika mengacu pada realisasi penerimaan pajak tahun ini.

Untuk itu, Darmin menilai perlu revisi target guna memberikan kepastian penerimaan dan memperkecil kemungkinan kembali meleset target penerimaan (shortfall) pada tahun depan. Dia mengingatkan, jika shortfall pajak kembali terulang pada tahun depan maka kredibilitas pemerintah, khususnya Direktorat Jenderal Pajak akan semakin dipertanyakan.

"Oleh karena itu, walaupun ada rencana menjalankan tax amnesty, kelihatannya APBN harus lebih cepat diamandemen. Mending amandemen dan realistis, daripada bilang 'oh tercapai kok', tapi ternyata tidak," tuturnya. (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER