Terminal 3 Masih Butuh Rp 2,1 Triliun, AP II Rayu Bank BUMN

CNN Indonesia
Jumat, 18 Des 2015 14:00 WIB
Dirkeu AP II Andra Y. Agussalam mengaku ada tiga bank BUMN yang menyatakan tertarik memberikan sindikasi pinjaman pembangunan Terminal 3 Ultimate.
Pesawat komersial melintas di dekat proyek pembangunan Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta,Tangerang, Banten, Rabu (25/2). (ANTARA FOTO/Iggoy El Fitra).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Angkasa Pura II (Persero) kembali mendekati perbankan pelat merah untuk mendapatkan pinjaman sebesar Rp 2,1 triliun demi menutupi kekurangan pembiayaan proyek Terminal 3 Ultimate di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.

Direktur Keuangan AP II Andra Y. Agussalam mengatakan kalau perusahaan sangat membutuhkan pinjaman tersebut karena ada bagian pembangunan Terminal 3 yang harus dibayar ketika pembangunan telah rampung.

Oleh karenanya, realisasi turunnya dana pinjaman (financial closing) diharapkan bisa sesegera mungkin mengingat Terminal 3 Ultimate akan beroperasi di pertengahan 2016.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang pembangunan fisik Terminal 3 sudah 80 persen, tapi ada beberapa pembayaran yang dibayar belakangan. Contohnya baggage handling system yang dipasang dulu baru dibayar belakangan," jelas Andra di Jakarta, Jumat (18/12).

Ia mengatakan kalau AP II memprioritaskan kerjasama dengan bank-bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk meningkatkan sinergi antar BUMN. Andra mengaku sudah melakukan pendekatan dengan seluruh bank BUMN dan menurutnya ada beberapa bank yang sudah memberi lampu hijau.

"Bank Rakyat Indonesia (BRI) sudah mendekat, dan kita juga sudah jajaki ke dua bank BUMN lainnya. Tak menutup kemungkinan nanti ketiga bank tersebut melakukan sindikasi dan memberi pinjaman kepada kami," jelasnya.

Ia berharap kesepakatan dan financial closing tersebut bisa diteken sebelum semester I tahun depan agar perusahaan tidak kelimpungan mencari dana begitu mendekati jadwal operasi Terminal 3 Ultimate. "Inginnya sih akhir tahun ini, biar secure saja. Kalau nanti-nanti malah bikin kami bingung," ujar Andra.

Demi pengembangan Terminal 3 Ultimate, AP II butuh pembiayaan sebesar Rp 6 triliun dan sebelumnya telah mengamankan pinjaman dengan total Rp 3,9 triliun. Pembiayaan itu terdiri dari PT Bank Internasional Indonesia senilai Rp 1,5 triliun, Rp 500 miliar dari PT Sarana Multi Infrastruktur, Rp 1,5 triliun dari Eximbank, dan dari PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) sebesar Rp 400 miliar.

BRI Siapkan Pendanaan

Sementara itu, Direktur Bisnis dan Kelembagaan BRI Kuswiyoto mengatakan kalau perusahaanya sudah mengincar pembiayaan ke AP II sejak lama. Performa finansial AP II yang memiliki margin di atas 20 persen, dikatakannya menjadi daya tarik bagi BRI untuk menggelontorkan uang ke perusahaan pengelola 13 bandara di bagian Barat Indonesia tersebut.

Sebagai informasi, pendapatan AP II hingga akhir tahun diprediksi sebesar Rp 5,7 triliun atau naik 18,75 persen dibanding tahun lalu sebesar Rp 4,8 triliun. Dengan proyeksi laba tahun ini sebesar Rp 1,3 triliun, maka margin usaha AP II tahun ini diprediksi sebesar 22,8 persen.

"Malah kita sudah siapkan loan-nya jauh-jauh hari. Kami siap untuk kembangkan AP II," jelasnya di lokasi yang sama.

Sebagai informasi, Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta adalah proyek senilai Rp 4,75 triliun yang memiliki kapasitas 25 juta penumpang per tahun jika seluruh fase telah rampung. Pada fase pertama, rencananya Terminal 3 hanya akan melayani 15 juta penumpang terlebih dahulu dan sisanya akan dilayani pada awal 2017.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER