Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah diminta mengubah paradigma pemanfaatan sumber daya mineral termasuk dari komoditas emas yang selama ini dieksploitasi PT Freeport Indonesia dari konsensi pertambangannya di Papua.
"Dengan jumlah cadangan yang cukup besar di dalam konsensi Freeport, seharusnya pemerintah mengkaji ulang bagaimana kandungan emas tersebut bukan saja dimanfaatkan untuk penerimaan negara. Namun lebih jauh untuk memperbesar cadangan devisa negara," ujar Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sukmadaru Prihatmoko, kemarin.
Sukmadaru mengungkapkan dalam kajian yang dilakukan geologis Anton Perdana beberapa waktu lalu, cadangan emas di konsesi pertambangan Freeport ditaksir mencapai 1.883 ton. Sementara untuk cadangan mineral lainnya sampai dengan awal 2015, ditaksir masih berada di kisaran masing-masing 23,1 juta ton tembaga dan perak mencapai 9.800 ton.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah ini secara proporsional masih terbilang cukup besar dibandingkan seluruh kekayaan mineral yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Di mana dalam risetnya, IAGI memperkirakan cadangan emas di seluruh Indonesia mencapai 7.311 ton, tembaga berkisar 64,83 juta ton dan perak sekitar 19.448 ton.
"Jadi ide untuk menarik royalti tambang dalam bentuk produk emas perlu dikaji dan diterapkan untuk mengamankan cadangan devisa emas negara secara langsung," tambah Sukmadaru.
Senada dengan usualan IAGI, Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Geologi Indonesia Arif Zardi berpendapat terdapat sejumlah langkah yang harus dilakukan guna mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya mineral termasuk yang dieksploitasi Freeport Indonesia.
Arif mengatakan, hal pertama yang harus dilakukan ialah mengkaji berikut menghitung ulang terhadap sumber daya cadangan mineral yang terkandung di Indonesia.
Di samping untuk menjaga neraca cadangan mineral Indonesia harus dilakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang berkelanjutan.
"Ide untuk memasukkan penyusunan strategi eksplorasi mineral (dan batubara) ke dalam Komite Eksplorasi Nasional (KEN) harus didukung dan segera diwujudkan," ujarnya.
Tak hanya itu, Arif mengatakan hal yang juga harus dilakukan pemerintah guna mengoptimalkan pemanfaatan mineral Indonesia adalah membuat peta jalan (
roadmap) sebagai dasar komitmen pemerintah dalam pemanfaatan sumber daya mineral nasional secara terarah.
"Terkait dengan Freeport, perusahaan wajib menjaga keterbukaan pelaporan sumber daya dan cadangannya kepada pemerintah dan publik. Baik itu dari sisi jumlah (tonase dan kadar) maupun variasi jenis mineral yang diproduksi selain tembaga, emas dan perak jika ada," imbuh Arif.
Sementara itu, Senior Vice President Geoservice Freeport Indonesia Wahyu Sunyoto menjamin perusahaannya selalu tertib dalam mencatat mineral yang telah dieksploitasi.
"Per hari total produksi orenya itu 150 ribu sampai 160 ribu ton. Kalau sudah rata-rata, cadangan terbukti sekitar 2,25 miliar ton ore dengan kandungan tembaga sekitar 2,2 juta ton, emas 1.860 ton, dan perak 9.600 ton. Itu cadangan terbukti," tandas Wahyu.
Seperti diketahui, cadangan devisa emas yang dimiliki Bank Indonesia saat ini ditaksir berada di kisaran 73 ton.
(gen)