Jakarta, CNN Indonesia -- Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Mandiri memutuskan untuk mengangkat Wimboh Santoso sebagai Komisaris Utama, menggantikan Darmin Nasution yang sebelumnya mendapat penugasan baru sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian di Kabinet Kerja Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Wimboh sebelumnya sempat dikenal sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) di New York. Pada 2013, ia kemudian ditunjuk menjadi Direktur Eksekutif Dana Moneter Internasional (
International Monetery Fund/IMF).
Wimboh merupakan sarjana lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta pada 1983. Ia kemudian dia meniti karir sebagai pengawas bank di BI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia lantas melanjutkan studinya dalam program Master of Science in Business Administration di University of Illinois, Amerika pada 1991. Pada 1995, pendidikan formal Wimboh berlanjut ke jenjang Doktor di Loughborough University, Inggris, dengan studi konsentrasi
Financial Economics.
Dengan keputusan RUPSLB terbaru, maka susunan komisaris Bank Mandiri menjadi sebagai berikut, Wimboh Santoso (Komisaris Utama), Imam Apriyanto Putro (Wakil Komisaris Utama), Abdul Aziz (Komisaris Independen), Aviliani (Komisaris Independen), Askolani (Komisaris), Suwhono (Komisaris), Goei Siauw Hong (Komisaris Independen) dan Bangun Sarwito Kusmuljono (Komisaris Independen).
Direktur Utama Bank Mandiri Budi G. Sadikin mengatakan Bank Mandiri telah memiliki sistem pengelolaan organisasi yang baik, sehingga kami meyakini pergantian ini tetap dapat menjaga konsistensi pertumbuhan bisnis Bank Mandiri.
“Ke depan, kami akan terus bertransformasi agar dapat menjadi sahabat bagi seluruh masyarakat Indonesia dalam memenuhi kebutuhan layanan keuangan,” katanya usai RUPSLB di Plaza Mandiri Jakarta, Jumat (18/12).
Selain itu, melalui kepengurusan baru Bank Mandiri juga siap untuk terus tumbuh berkelanjutan memberikan nilai yang terbaik kepada seluruh
stakeholders, serta lebih siap menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean.
Kredit Rp 560,6 TriliunBudi menyatakan, komitmen untuk tumbuh berkelanjutan itu direalisasikan dengan peningkatan fungsi intermediasi. Hingga akhir September 2015, Bank Mandiri mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp 560,6 triliun, tumbuh 10,7 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Ia menambahkan, Bank Mandiri juga dapat mencatatkan pertumbuhan bisnis ditengah kondisi makro ekonomi yang masih mengalami fluktuasi. Kondisi ini ditunjukkan dengan laba operasional yang mengalami pertumbuhan 21,19 persen, dari Rp 22,5 triliun menjadi Rp 27,3 triliun pada kuartal III 2015.
“Konsistensi dalam disiplin menjaga pertumbuhan yang sehat dan berkualitas, menjadi salah satu upaya kami dalam mengembangkan bisnis agar mampu menumbuhkan optimisme baru terhadap perekonomian Indonesia,” ujarnya.
Hingga September 2015, penghimpunan dana pihak ketiga Bank Mandiri naik menjadi Rp 654,6 triliun dari Rp 590,9 triliun di bulan September 2014. Dari jumlah tersebut, total dana murah yang berhasil dikumpulkan Bank Mandiri mencapai Rp 415,9 triliun atau tumbuh 15,0 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
(gen)