Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) mencatat realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) bersubsidi sepanjang 2015 hanya mencapai Rp22,75 triliun atau 75,85 persen dari target sebesar Rp30 triliun.
Deputi Bidang Pembiayaan Kemenkop UKM Braman Setyo mengatakan tidak terserapnya seluruh dana tersebut murni karena masalah durasi penyelenggarannya. Sebagai informasi, penurunan bunga KUR bersubsidi dari 22 persen ke angka 12 persen tidak dilakukan sejak awal tahun, tapi baru mulai dilakukan sejak 18 Agustus 2015 lalu.
"Memang kendala penyerapannya itu masalah waktu saja, kemarin kami hanya punya waktu 3,5 bulan saja. Kendati demikian, kami sangat mengapresiasi bank-bank penyalur yang mau membantu menyalurkan kredit-kredit ini," jelas Braman di Jakarta, Selasa (5/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain masalah waktu, realisasi KUR tersebut juga terhambat oleh payung hukum pelaksanaannya. Braman mengatakan kalau berubah-ubahnya poin-poin peraturan menyebabkan waktu pelaksanaannya semakin mundur.
Sebagai informasi, pelaksanaan KUR diatur di dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 146 tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Subsidi Bunga Untuk Kredit Usaha Rakyat yang terbit 30 Juli 2015.
"Keputusan Menteri Keuangan waktu itu banyak yang diubah-ubah. Selain itu perangkatnya juga memang baru siap bulan Agustus, jadi memang baru bisa dimulai pada bulan itu," terangnya.
Secara rinci, ia menyebut kalau realisasi KUR Mikro mencapai Rp14,09 triliun, KUR ritel mencapai Rp8,65 triliun, dan KUR Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sebesar Rp4,72 triliun dengan total seluruh nasabah sebanyak 1.003.553 nasabah. Kredit-kredit tersebut disalurkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Mandiri Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia (BNI). Sedangkan penyaluran KUR TKI ikut dibantu dua bank swasta yaitu PT Bank Sinarmas dan Maybank.
Diantara seluruh bank penyalur, BRI menjadi bank yang paling rajin menyalurkan kredit ke pengusaha kecil yaitu mencapai Rp16,2 triliun yang terdiri dari KUR mikro sebanyak Rp13,4 triliun, KUR ritel sebesar Rp2,79 triliun, dan KUR TKI sebanyak Rp595 miliar. BRI juga tercatat memimpin penyaluran untuk segmen KUR Mikro, namun BNI memimpin segmen KUR ritel dengan jumlah Rp3,02 triliun.
Di sisi lain, penyaluran KUR TKI didominasi oleh Bank Sinarmas dengan nilai Rp1,91 triliun atau 40,38 persen dari total KUR TKI tersalurkan. Sementara Maybank justru tercatat belum melakukan penyaluran KUR TKI selama 2015 kendati mendapat penugasan.
"Di dalam penyaluran KUR ini memang ada tujuh bank existing, yaitu tiga bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dua bank swasta pembantu penyaluran KUR TKI, dan dua Bank Pembangunan Daerah (BPD). Namun satu bank swasta belum menyalurkan KUR TKI dan dua BPD lainnya mungkin baru bisa beroperasi tahun ini," jelasnya.
Sebelumnya, pemerintah sampai harus menambah subsidi selisih bunga KUR dari Rp400 miliar menjadi Rp1 triliun di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Penyesuaian (APBNP) 2015 demi penyaluran KUR subsidi ini terlaksana. Pada awalnya, pemerintah menargetkan kredit outstanding sebesar Rp30 triliun dengan rincian kredit mikro sebesar Rp20 triliun, kredit ritel Rp9 triliun, dan kredit untuk TKI sebesar Rp1 triliun.