Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) berencana mengoptimalkan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) sepanjang tahun ini, setelah pada 2015 lalu hanya bisa menyalurkan sebesar 75,85 persen atau Rp22,75 triliun dari target Rp30 triliun.
Untuk memperbesar realisasi penyaluran KUR ke masyarakat, Kemenkop UKM akan menggandeng 10 bank swasta sebagai mitra tambahan dalam menyalurkan kredit. Deputi bidang Pembiayaan Kemenkop UKM Braman Setyo mengatakan 10 bank tersebut sedang dinilai kecakapannya dalam mengemban penugasan baru tersebut, khususnya bagi penyaluran KUR mikro dan KUR ritel.
Braman mengatakan penilaian dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku regulator institusi perbankan. Ia berharap, otoritas pimpinan Muliaman D. Hadad tersebut bisa keluar sebelum Mei tahun ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Komite kebijakan meminta OJK agar bank pelaksana KUR bertambah, karena semakin banyak penyalur, realisasi KUR semakin cepat. Saat ini ada 10 bank swasta yang sedang dinilai kesehatannya," jelas Braman di Jakarta, Selasa (5/1).
Ia menambahkan, kriteria pemilihan bank swasta penyalur KUR tersebut adalah rasio kredit bermasalah (
Non Performing Loan/NPL) segmen kredit mikro maksimal 5 persen dan memiliki portofolio kredit usaha mikro di atas 5 persen dari total outstanding kredit. Braman yakin dengan dua kriteria utama tersebut, maka manajemen risiko penyalurannya bisa ditangani dengan baik.
"Lalu dari segi nasabah, perbankan juga lakukan
double control. Kalau misalkan satu orang sudah terdaftar menjadi nasabah KUR bank A, maka ia tidak boleh menjadi nasabah KUR bank B yang sama-sama penyalur KUR bersubsidi," tambahnya.
Meski masih dalam tahap seleksi, namun Braman mendapat pernyataan dari manajemen ke-10 bank swasta itu yang tidak tertarik menggarap KUR TKI.
Jika 10 bank swasta tersebut dianggap layak oleh OJK, maka seluruhnya akan mengikuti jejak PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Mandiri Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) sebagai penyalur KUR Mikro dan KUR Ritel.
"Namun sampai sekarang kami belum tahu nama-nama bank yang sedang dinilai karena juga belum di-disclose oleh OJK," sambungnya.
Libatkan Lembaga KeuanganSelain membuka peluang bank swasta untuk masuk, pemerintah juga membuka peluang Lembaga Keuangan Non-Bank (LKNB) untuk ikut menyalurkan KUR bersubsidi. Braman mengatakan kalau jenis LKNB yang terbuka peluangnya adalah modal ventura serta lembaga multifinance.
"Tentunya pengajuan ini dengan kriteria yang sama seperti bank, yaitu Non Performing Financing (NPF) maksimal 5 persen. Kami dengar dari OJK ada beberapa yang minat, tapi kami juga tidak tahu nama-nama dan jumlahnya," ujarnya.
Sebagai informasi, realisasi KUR tahun ini ditargetkan sebesar Rp100 triliun, dimana kontribusi bank swasa dan LKNB ditargetkan masing-masing sebesar Rp4 triliun dan Rp1 triliun. Dengan kata lain, penyaluran yang berasal dari kedua jenis jasa keuangan itu masing-masing sebesar 0,04 persen dan 0,01 persen terhadap target realisasi KUR.
Untuk tahun ini, bunga KUR subsidi juga turun dari 12 persen ke 9 persen. Jika permintaan KUR meningkat, maka penyaluran KUR akan dilakukan sampai batas Rp120 triliun.