Jakarta, CNN Indonesia -- PT Kereta Api Indonesia (KAI) membukukan pendapatan (
unaudited) sebesar Rp13,5 triliun sepanjang tahun lalu, lebih rendah dari target perseroan Rp15,7 triliun. Kendati demikian, pencapaian tahun lalu mengalami peningkatan dibandingkan dengan pendapatan tahun sebelumnya yang sebesar Rp10,6 triliun.
“Ini memang diletakkan target yang demikian tinggi. Kalau toh tidak tercapai maka ketidaktercapaiannya itu mendekati apa yang mau dicapai,” tutur Direktur Utama KAI Edi Sukmoro dalam konferensi pers di Kantor Jakarta Raiways Center (JRC), Jakarta, Rabu (6/1).
Edi mengungkapkan, pendapatan KAI ditopang oleh kenaikan volume angkutan penumpang dan barang. Sepanjang tahun lalu, volume angkutan tumbuh 16 persen menjadi 68,54 juta orang dengan membukukan pendapatan sebesar Rp4,5 triliun, sedangkan volume angkutan barang naik 7 persen menjadi 29,65 juta ton dengan sumbangan pendapatan Rp3,97 triliun. Sementara pendapatan sisanya berasal dari bisnis sampingan KAI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Laporan keuangan ini belum diaudit, kalau labanya Rp 1,2 – 1,3 triliun,” ujarnya.
Tahun depan, lanjut Edi, KAI menargetkan pendapatan sebesar Rp20 triliun, dengan total penumpang diharapkan mencapai 72,3 juta orang. Sementara untuk angkutan barang, KAI menargetkan volume pengangkutan 62,92 juta ton barang atau dua kali lipat lebih besar dari tahun lalu, menyusul rampungnya jalur ganda (
double track) di Sumatra Selatan.
"Sekarang, diharapkan, double track yang ada di Sumatera Selatan itu sudah bisa jalan dan angkutan (barangnya) bisa berlimpah," ujarnya.