Tren Harga Pangan Dunia Terus Merosot

CNN Indonesia
Jumat, 08 Jan 2016 14:12 WIB
Banjirnya pasokan di beberapa pasar komoditas disinyalir menjadi alasan merosotnya harga-harga pangan dunia di sepanjang 2015.
Ilustrasi gandum. (REUTERS/Regis Duvignau)
Jakarta, CNN Indonesia -- Organisasi Pangan Dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO) melaporkan harga sejumlah komoditas pangan utama dunia di sepanjang Desember 2015 kembali merosot 1 persen, dibandingkan posisi bulan sebelumnya sehingga memastikan harga komoditas pangan tahun lalu melemah untuk empat tahun berturut-turut.

Dalam laporan FAO yang dirilis Jumat (8/1), komoditas utama yang mengalami penurunan diawali oleh harga biji-bijian, gandum dan sereal yang merosot 1,3 persen didorong oleh persaingan harga gandum dan jagung yang lebih rendah.

Sementara untuk harga beras di medio Desember 2015, dilaporkan cenderung stabil dibandingkan dengan November.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Persediaan berlimpah dalam menghadapi permintaan dunia yang turun dan penguatan dolar AS adalah alasan utama untuk pelemahan umum yang mendominasi harga pangan," Abdolreza Abbassian, ekonom senior FAO, Jumat (8/1).

Mengutip data FAO, harga produk susu tercatat mengalami penurunan 1 persen, diikuti harga daging yang turun 2,2 persen akibat lonjakan produksi daging babi di Eropa dan penurunan permintaan daging sapi yang diimpor dari Amerika Serikat.

Beruntung, penurunan harga komoditas-komoditas tadi diimbangi oleh adanya peningkatan 2,1 persen dari harga minyak dan lemak, dan gula yang naik 0,6 persen.

Namun, cetus Abbassian pengimbangan katalis nyatanya tak mampu memberi pertolongan banyak untuk indeks harga-harga komoditas Desember mengalami penurunan hinggah 19,1 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Di mana kelompok komoditas yang paling mengalami penurunan harga pada 2015 meliputi biji-bijian dan sereal yang mencapai 15,4 persen, harga produk susu yang turun 28,5 persen, serta minyak dan lemak yang lebih rendah 19 persen dibandingkan tahun lalu diikuti pelemahan harga gula sebesar 21 persen.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER