Bos BNI Menilai BI Rate Berpeluang Turun 0,25 Persen

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Selasa, 12 Jan 2016 16:19 WIB
Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan penurunan BI rate akan diikuti penurunan suku bunga dana yang menekan biaya pinjaman pelaku usaha.,
Ilustrasi Bank Indonesia. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Manajemen PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menilai Bank Indonesia (BI) berpotensi menurunkan tingkat suku bunga acuannya (BI rate) hingga 0,25 persen dalam waktu dekat untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi Tanah Air.

Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan sebelumnya BI memberikan sinyal untuk menurunkan BI rate. Pasalnya, akhir tahun lalu BI telah menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) primer dalam rupiah, dari 8 persen menjadi 7,5 persen, yang berlaku efektif per 1 Desember 2015.

“Saya mengharapkan, kalau dari pelaku bisnis, bahwa sebenarnya ada room dari BI untuk menurunkan BI-rate itu. Berapa besarnya? Ya paling tidak sekitar 25 basis poin,” tutur di Kantor Pusat BNI, Jakarta, Selasa (12/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menambahkan, kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), yang telah menaikkan tingkat suku bunga acuannya dari dari 0 persen-0,25 persen menjadi 0,25 persen-0,50 persen pada akhir tahun lalu. Rendahnya tingkat inflasi sepanjang tahun lalu, 3,35 persen, juga dinilainya memberikan ruang bagi BI untuk menurunkan BI rate.

“Kita sudah melihat angka inflasi kita tahun 2015 ini dan diperkirakan di 2016 ini tingkat inflasi sepertinya tidak terlalu tinggi,” Achmad.

Achmad menambahkan, pemerintah juga telah melakukan percepatan dalam pencairan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terutama untuk proyek infrastrutktur yang membutuhkan pendanaan yang besar.

“Tender-tender mulai dilaksanakan pada awal tahun. Biasanya itu mulai di triwulan kedua,” ujarnya.

Penurunan BI rate, lanjut Achmad, biasanya akan diikuti penurunan suku bunga dana dan pada akhirnya menurunkan biaya pinjaman bagi pelaku usaha.

“Kalau suku bunga dananya turun kita berharap suku bunga kreditnya mengalami penurunan,” kata Achmad.

Sebagai informasi, BI-rate terakhir kali diturunkan otoritas moneter pada Februari tahun lalu dari 7,75 persen menjadi 7,5 persen. BI memutuskan menahan BI-rate di level 7,5 persen pada RDG 17 Desember 2015 untuk mengantisipasi ketidakpastian pasar global. Level BI-rate Januari baru akan diumumkan sebagai hasil RDG BI Januari yang rencananya akan diselenggarakan pada 13-14 Januari 2016 mendatang. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER