BNI Incar Pertumbuhan Kredit Hingga 17 Persen pada 2016

CNN Indonesia
Selasa, 12 Jan 2016 18:25 WIB
Proyeksi pertumbuhan kredit BNI pada tahun ini lebih tinggi dibandingkan proyeksi pertumbuhan kredit industri tahun ini yang ada di kisaran 13-15 persen.
Ilustrasi kantor Bank Negara Indonesia. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menargetkan pertumbuhan kredit sekitar 15 hingga 17 persen tahun 2016 karena pertumbuhan ekonomi tahun ini dinilai akan lebih baik dibandingkan 2015.

"2016 ini kami optimistis bahwa kondisi perekonomian akan jauh lebih baik dibandingkan dengan kondisi perekonomian 2015,” kata Direktur Utama BNI Achmad Baiquni usai menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Kantor Pusat BNI, Jakarta, Selasa (12/11).

Achmad mengungkapkan proyeksi pertumbuhan kredit tahun ini lebih tinggi dibandingkan proyeksi pertumbuhan kredit industri tahun ini yang ada di kisaran 13-15 persen. Namun demikian, kualitas kredit yang disalurkan BNI akan tetap dijaga dengan menurunkan rasio kredit macet (non-performing loan/NPL) dari posisinya saat ini di level 2,7 – 2,8 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Untuk tahun 2016 ini kami akan mengupayakan NPL untuk di bawah 2,7 persen,” kata Achmad.

Sementara, rasio utang terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) ditargetkan ada di kisaran 85-90 persen. Hal itu membuat proyeksi perseroan terhadap pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sekitar 14-16 persen dengan memfokuskan pada perolehan dana murah (current account saving account/ casa).

Sebagai informasi, hingga kuartal III 2015 perseroan telah menyalurkan kredit sebesar Rp 307,12 triliun atau naik 14,6 persen dibanding periode yang sama tahun 2014 yang sebesar Rp 267,94 triliun.

Genjot Penjualan Produk dengan Anak Usaha

Tahun ini, lanjut Achmad, perseroan akan meningkatkan sinergi antara BNI dengan anak usaha BNI diantaranya BNI Syariah, BNI Life, BNI Multifinance, dan BNI Asset Management. Hal itu menjadi strategi utama perseroan untuk mengamankan target bisnis tahun ini.

“Selama ini, walaupun sudah ada sinergi tapi sepertinya belum optimal,” ujarnya.

Sinergi itu akan diwujudkan salah satunya dengan penjualan silang (cross selling) produk BNI dan anak usaha BNI. Sebagai contoh, induk usaha BNI menawarkan produk asuransi jiwa dari BNI Life, salah satu anak usahanya, kepada 12 juta nasabahnya.

“Melalui cross selling antara anak perusahaan dengan BNI kita berharap bisnis dari anak usaha, BNI Life yang produknya asuransi jiwa, preminya akan mengalami kenaikan dan bagi BNI sendiri dengan naiknya premi BNI Life kita akan mengalami kenaikan fee based income (pendapatan berbasis biaya),” ujarnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER