Minim Sentimen Positif, Bursa Asia Dibuka 'Merah'

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Kamis, 14 Jan 2016 09:48 WIB
Bursa saham Asia tergelincir pada pembukaan perdagangan Kamis (14/1), setelah pelemahan harga minyak meningkatkan kekhawatiran tentang ekonomi global.
Ilustrasi bursa saham Asia. (ChinaFotoPress/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa saham Asia tergelincir pada pembukaan perdagangan Kamis (14/1), terimbas penurunan curam di Wall Street setelah pelemahan harga minyak meningkatkan kekhawatiran tentang ekonomi global.

Harga minyak mentah AS CLc1 naik 0,8 persen ke level US$30,72 per barel, tapi masih tidak jauh dari titik nadir Selasa di US$29,93, yang merupakan level terendah sejak Desember 2003. Sementara harga patokan minyak global Brent LCOc1 turun 1,8 persen pada hari Rabu di US$30,31 per barel, setelah jatuh hingga US$29,96. Menandai kejatuhan pertama di bawah US$30 per barel sejak April 2004.

Seperti dikutip dari Reuters, indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,7 .MIAPJ0000PUS persen pada awal perdagangan. Sementara indeks Nikkei N225 Jepang amblas 3,3 persen, setelah data ekonomi domestik yang suram menambah sentimen negatif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 1 persen ke level 4.492 dalam pembukaan perdagangan hari ini, dari level 4.537 pada penutupan perdagangan kemarin.

Data pesanan mesin inti Jepang turun 14,4 persen pada November dari bulan sebelumnya, turun untuk pertama kalinya dalam tiga bulan. Menandai penurunan lebih besar dari perkiraan ekonom di level 7,9 persen.

Pada hari Rabu, data perdagangan China yang lebih baik dari perkiraan mengangkat sentimen di Asia dan memberikan dorongan kepada ekuitas dan komoditas. Namun peningkatan tersebut terurai kemudian di perdagangan sesi global, dimana indeks indeks utama AS ditutup dengan penurunan tajam.

"Meskipun peningkatan sentimen setelah adanya laporan neraca perdagangan yang lebih baik dari perkiraan di China, aset berisiko terkena lebih banyak bukti dari kelebihan pasokan di pasar minyak yang mendorong harga minyak kembali ke tingkat rendah," ujar ahli strategi Barclays dalam sebuah catatan kepada klien.

Kepala Riset First Asia Capital, David Sutyanto mengatakan, tadi malam bursa Wall Street gagal mempertahankan penguatannya. Sebaliknya, lanjut David, pelaku pasar cenderung melepas kembali aset berisiko.

“Indeks DJIA dan S&P koreksi tajam masing-masing 2,21 persen dan 2,50 persen tutup di 16151,41 dan 1.890,28,” ujarnya dalam riset, Kamis (14/1).

Ia menjelaskan, harga minyak mentah sebenarnya menguat tipis 0,72 persen di US$30,66 per barel. Namun pasar kembali mengkhawatirkan harga minyak yang rendah dan outlook perlambatan ekonomi global yang akan menekan pertumbuhan laba emiten.

“Anjloknya pasar saham Wall Street tadi malam akan mempengaruhi sentimen perdagangan hari ini. IHSG diperkirakan akan bergerak di 4.490 hingga 4.560 cenderung koreksi,” jelasnya. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER