Minim Sentimen Positif, IHSG Diprediksi Fluktuatif

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Senin, 11 Jan 2016 08:12 WIB
Dengan kondisi pasar eksternal yang kurang kondusif penguatan lanjutan IHSG rawan tertahan aksi ambil untung dengan kecenderungan mengalami koreksi.
Pembukaan perdagangan saham 2016 di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 4 Januari 2016. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak fluktuatif cenderung melemah karena minimnya sentimen positif di pasar global menyusul adanya kekhawatiran terhadap kondisi bursa China dan harga minyak yang terus anjlok.

Kepala Riset First Asia Capital, David Sutyanto mengatakan rendahnya risiko pasar kawasan akhir pekan lalu berhasil mengangkat IHSG tutup di teritori positif setelah sepanjang perdagangan bergerak bervariasi dalam rentang 43 poin.

“IHSG berhasil bertahan di atas level 4.500 tutup di 4.546,28 atau menguat 15,84 poin (0,35 persen) di tengah meningkatnya aksi jual pemodal asing yang membukukan penjualan bersih mencapai Rp696,21 miliar,” ujarnya dalam riset, Senin (11/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan, saham sektoral yang menjadi penopang penguatan indeks adalah saham unggulan Astra International Tbk, Bank Rakyat Indonesia Tbk, dan sejumlah saham emiten BUMN Karya yang bergerak bullish sepekan kemarin.

“Namun dilihat sepekan, IHSG ditutup koreksi 1 persen dengan kisaran pergerakan di 4.500 hingga 4.600. Sentimen positif dari domestik, merespon penurunan harga sejumlah komponen energi yang berhasil mengangkat indeks di awal pekan, tidak mampu menahan sentimen negatif yang berasal dari eksternal,” jelasnya.

Menurutnya, pemodal asing cenderung menghindari aset berisiko seiring meningkatnya risiko pasar saham global yang dipicu faktor China. Sepekan kemarin, lanjut David, penjualan bersih asing di pasar saham mencapai Rp616 miliar.

Tekanan pasar sepekan kemarin, lanjutnya, terutama dipicu peningkatan kekhawatiran memburuknya perekonomian China menyusul langkah bank sentral China yang terus melemahkan mata uang Yuan dan tren pelemahan harga minyak yang terus berlangsung hingga anjlok 11 persen sepekan kemarin di US$32,87 per barrel. Meningkatnya ketegangan geopolitik di sejumlah kawasan seperti di Timur Tengah dan Semenanjung Korea, dinilainya juga turut memperburuk sentimen pasar.

“Memasuki perdagangan awal pekan ini, pergerakan IHSG diperkirakan masih berfluktuasi menyusul kondisi pasar global yang masih diliputi kekhawatiran terhadap China dan harga minyak yang terus anjlok,” kata David.

Dari bursa saham AS, David menyatakan indeks DJIA dan S&P di Wall Street akhir pekan lalu kembali anjlok masing-masing 1 persen ke level 16.346,45 dan 1.922,03. Sepekan kemarin, indeks DJIA dan S&P masing-masing anjlok 6 persen.

“Dengan kondisi pasar eksternal yang kurang kondusif penguatan lanjutan IHSG rawan tertahan aksi ambil untung. IHSG diperkirakan bergerak bervariasi di kisaran 4.990 hingga 4.580 cenderung koreksi,” jelasnya.

Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan pada perdagangan Senin (11/1) IHSG diperkirakan berada pada rentang support 4.495-4.528 dan resisten 4.561-4.570. Laju IHSG menurutnya berada di atas area target support 4.452-4.468 dan di bawah area target resisten 4.557-4.578.

Reza menilai mulai adanya aksi beli mencoba mempertahankan laju IHSG dari penurunannya. Meski laju bursa saham global sedang dalam tren bearish, tetapi diharapkan dapat mereda sehingga mampu membantu laju IHSG untuk dapat melanjutkan potensi kenaikannnya.

“Namun demikian, perlu juga berhati-hati jika kenaikan yang terjadi bersifat sementara seiring belum confirm-nya penguatan di sejumlah laju bursa saham global. Tetap cermati sentimen yang ada pada laju IHSG,” katanya. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER