Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengimbau seluruh anggotanya untuk meningkatkan pengamanan di toko-toko ritel pasca terjadinya ledakan di depan pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta Pusat. Bahkan tak menutup kemungkinan pengamanan akan diperketat hingga ke luar Jakarta.
Kendati demikian, Ketua Umum Aprindo Roy Mandey mengatakan kalau peningkatan keamanan ini bersifat sementara hingga kepanikan masyarakat reda. Dengan meningkatkan pengamanan minimarket dan toko-toko ritel yang lebih besar lainnya, ia yakin kalau jumlah pelanggan yang berbelanja kebutuhannya tidak akan berkurang.
"Tentu saja kami mengimbau anggota untuk meningkatkan keamanan seperti pintu masuk, tempat parkir, dan di pintu-pintu lain selain pintu masuk utama. Semoga dengan adanya hal ini tidak mengganggu jalannya pengusahaan ritel," jelas Roy melalui sambungan telepon, Kamis (14/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walaupun mengimbau peningkatan keamanan, namun asosiasi tidak meminta toko-toko ritel untuk mengurangi jam operasional. Ia beranggapan, toko ritel harus tetap buka demi memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun, Aprindo mengatakan siap mengurangi jam operasional jika ada instruksi langsung dari otoritas keamanan.
"Kami menunggu aba-aba saja, kalau disuruh kurangi jam operasional kami siap. Kami tidak mau mengurangi aktivitas kalau belum ada instruksi yang jelas dari kepolisian," terangnya.
Di samping itu, Roy mengatakan belum menerima laporan langsung terkait adanya kemungkinan kerugian finansial maupun pengurangan waktu operasional dari anggota ritel yang berlokasi di Sarinah dan sekitarnya. Untuk itu, Aprindo berharap Polri masih berkenan membantu menjaga pusat-pusat perbelanjaan di wilayah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
"Yang namanya pengusahaan ritel kan tergantung kondisi. Kalau kondisinya aman, pengunjung masih akan tetap mau datang ke pusat perbelanjaan," jelasnya.
Sepi Tiga HariSementara Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Handaka Santosa menyayangkan terjadinya serangan bom di jantung Ibukota siang ini. Ia memastikan seluruh anggota asosiasi telah berkoordinasi dengan pihak keamanan untuk meningkatkan pengamanan dan pengawasan pada 76 pusat perbelanjaan di Jakarta.
“
Metal detector harus terus diaktifkan, mulai dari masuk ke gedung kami. Tidak ada alasan karyawan tenant di dalam merasa hal tersebut tidak penting sehingga menolak diperiksa, karena ini demi keamanan bersama,” tegas Handaka.
Ia meyakini serangan yang terjadi hari ini akan membuat masyarakat terkejut dan dipastikan akan memutuskan untuk tidak mengunjungi pusat-pusat perbelanjaan selama 2-3 hari ke depan.
“Namun berbelanja itu kan sudah merupakan kebutuhan, kami yakin setelah itu akan normal lagi. Dalam sehari, pusat-pusat perbelanjaan di Jakarta melayani transaksi sekitar Rp2 triliun,” jelasnya.
(gen)