Sepekan, Pemodal Asing Jual Rp1,94 Triliun Saham

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Minggu, 17 Jan 2016 13:05 WIB
Berbagai sentimen dari ekonomi makro maupun politik, hukum, dan keamanan di dalam negeri terkait teror di Jakarta mewarnai pergerakan bursa saham pekan ini.
Pembukaan perdagangan saham 2016 di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 4 Januari 2016. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Berbagai sentimen serta isu dari ekonomi makro maupun politik, hukum, dan keamanan di dalam negeri mewarnai pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tercatat melemah 0,49 persen dimana investor asing melepas dana senilai Rp1,94 triliun dari lantai bursa sepanjang pekan ini.

Kepala Divisi Komunikasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Dwi Shara Soekarno mengatakan, pada pekan kedua di tahun 2016, IHSG masih bergerak secara fluktuatif. Ia menilai pada pekan ini terdapat sentimen negatif terkait serangan teror di kawasan Thamrin, Jakarta, yang mampu diredam oleh penurunan suku bunga acuan.

“Reaksi investor atas peristiwa di bidang Hukum, dan Keamanan pada Kamis (14/1) diimbangi oleh sentimen positif dari hasil Rapat Dewan Gubermur Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuan perbankan (BI rate) 25 basis poin ke level 7,25 di hari yang sama,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (17/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BEI mencatat, pada periode 11 hingga 15 Januari 2016, IHSG terkoreksi 0,49 persen ke posisi 4.523,97 dari penutupan di pekan sebelumnya yang berada di level 4.546,28 poin. Adapun dalam perdagangan hari terakhir di pekan ini, IHSG berhasil ditutup menguat 0,24 persen.

“Selama periode 11 Januari 2016 hingga 15 Januari 2016, investor asing mencatatkan jual bersih di pasar saham dengan nilai Rp1,94 triliun. Secara tahunan, aliran dana investor asing di pasar saham masih tercatat jual bersih dengan nilai Rp2,55 triliun,” jelas Dwi Shara.

Di sisi lain, BEI mencatat rata-rata nilai transaksi harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) pekan ini mengalami kenaikan 1,73 persen menjadi Rp5,04 triliun dari Rp4,95 triliun di akhir pekan lalu. Rata-rata volume transaksi harian juga mengalami penurunan 14,00 persen dan rata-rata frekuensi harian berkurang 0,004 persen.

Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan, pada perdagangan di awal pekan ini IHSG dibuka melemah yang membuat pelaku pasar masih wait and see untuk jangka pendek. Aksi jual bersih yang kembali dilakukan oleh asing secara signifikan juga membuat pelaku pasar urung melakukan aksi beli.

“Masih banyaknya sentimen negatif baik dari Tiongkok, harga minyak, serta maraknya isu politik dalam negeri berupa resuffle kabinet membuat IHSG tertekan mengikuti bursa saham Asia,” jelasnya dalam riset.

Reza menjelaskan, IHSG kembali melemah dikarenakan sentimen bursa saham global yang terkoreksi cukup dalam dan ditambah reaksi berlebihan dari adanya aksi teror di kawasan Thamrin, Jakarta. Namun demikian, aksi jual yang berlebihan tersebut mampu diimbangi oleh BI Rate yang akhirnya di pangkas sebesar 25bps.

“Tak heran, pelaku pasar kembali melakukan aksi beli sambil memanfaatkan rebound nya indeks. Meskipun IHSG ditutup melemah saat itu, namun secara intraday perdagangan laju IHSG di tutup menguat atau lebih tinggi dari posisi pembukaan kendati masih lebih rendah dari penutupan sehari sebelumnya,” jelasnya. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER