OJK Dorong Perbankan Turunkan Bunga Kredit

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Jumat, 22 Jan 2016 13:48 WIB
OJK menilai ada ruang yang cukup besar bagi perbankan di Indonesia untuk menurunkan bunga kredit di tengah pergerakan inflasi yang cenderung rendah saat ini
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad memberikan keterangan kepada media dalam gelaran Konferensi Organization of Security Commission (IOSCO) The Growth and Emerging Markets Committee (GEM-C) di Nusa Dua, Bali, Jumat 22 Januari 2015. (CNN Indonesia/Giras Pasopati)
Nusa Dua, Bali, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai ada ruang yang cukup besar bagi perbankan di Indonesia untuk menurunkan bunga kredit di tengah pergerakan inflasi yang cenderung rendah saat ini

Untuk itu, OJK mendorong perbankan untuk mengevaluasi suku bunga dasar kredit (SBDK) guna memanfaatkan momentum ini.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman Hadad menyatakan saat ini tren suku bunga memang sedang turun. Pasalnya, kondisi ekonomi sedang melemah disusul tingkat inflasi yang rendah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Sebetulnya trennya memang tren turun. Untuk menjadi turun peluangnya juga cukup besar. Karena memang inflasi juga rendah, mungkin tantangannya lebih kepada bagaimana kita bantu menurunkan bunga dengan meningkatkan efisiensi,” jelasnya di Nusa Dua, Bali, Jumat (22/1).

Ia menjelaskan, salah satu contoh upaya meningkatkan efisiensi perbankan adalah peluncuran anjungan tunai mandiri (ATM) bersama bank-bank milik negara. Selain itu, ia juga meminta bank untuk melakukan review terkait SBDK.

“Kami minta juga bank untuk mereview, kan ada SBDK. Saya ingin evaluasi itu terus, apakah penurunannya bisa terus kita yakini konsisten. Tapi intinya ruangan untuk penurunan SDBK ada,” katanya.  

Sebagai informasi, besaran SBDK perbankan nasional per 31 Desember 2015 masih cukup tinggi. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk misalnya, menetapkan SBDK sekitar 10,5 persen hingga 19,25 persen tergantung segmen kreditnya.

Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk menetapkan SBDK di level 8,63 persen hingga 11,5 persen yang dibedakan berdasarkan segmentasi kreditnya. Adapun PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menetapkan SBDK di level 10,75 persen hingga 12,5 persen.

Seperti diketahui, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 13-14 Januari 2016 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 7,25 persen, dengan suku bunga Deposit Facility 5,25 persen dan Lending Facility pada level 7,75 persen.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan keputusan ini sejalan dengan pernyataan Bank Indonesia sebelumnya bahwa ruang pelonggaran kebijakan moneter semakin terbuka dengan terjaganya stabilitas makroekonomi, serta mempertimbangkan pula meredanya ketidakpastian pasar keuangan global pascakenaikan Fed-Fund Rate (FFR).

“Penurunan BI Rate secara terukur diharapkan dapat memperkuat pelonggaran kebijakan makroprudensial dan penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) yang telah dilakukan sebelumnya,” katanya.

Ia menilai pelonggaran lebih lanjut akan dilakukan setelah dilakukan kajian menyeluruh terhadap perekonomian domestik dan global dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

“Bank Indonesia juga akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dalam pengendalian inflasi, penguatan stimulus pertumbuhan, dan reformasi struktural, sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” katanya. (ags/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER