Serangan di Dekat Starbucks, Saham Mitra Adiperkasa Anjlok

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Kamis, 14 Jan 2016 14:10 WIB
Harga saham Mitra Adiperkasa tercatat melemah 3 persen ke level Rp3.880 per saham pada pukul 13.30 WIB, dari Rp 4.000 per lembar dalam penutupan kemarin.
Ilustrasi Starbucks. (REUTERS/Brendan McDermid)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga saham PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) terpantau melemah tajam pasca adanya serangan teror yang terjadi di dekat salah satu gerai jaringan waralaba perseroan, Starbucks, di Thamrin, Jakarta.

Berdasarkan pantauan perdagangan, harga saham Mitra Adiperkasa tercatat melemah hingga 3 persen ke level Rp3.880 per saham pada pukul 13.30 WIB, dari sebelumnya di level Rp 4.000 per lembar dalam penutupan kemarin.

Analis Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe mengatakan penurunan tajam harga saham Mitra Adiperkasa pada saat ini memang disebabkan adanya sentimen serangan teror yang terjadi di area gerai Starbucks Thamrin, Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Sentimen negatif memang karena ledakan bom dan serangan teror di Starbucks tersebut. Ditambah lagi ada muncul isu untuk menjauhi tempat makan berbau Amerika,” katanya saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (14/1).

Dari sisi fundamental perseroan, Kiswoyo menyatakan memang kinerja Mitra Adiperkasa sedang mengalamai pelemahan. Pasalnya, lini usaha perseroan di bidang ritel fesyen terancam pelemahan rupiah karena sebagian besar masih impor.

“Apalagi saat ini Starbucks terkena sentimen serangan teror. Padahal, Starbucks adalah salah satu penopang kinerja MAPI,” kata Kiswoyo.

"Terlihat sekali pelemahan saham MAPI terjadi setelah berita serangan teror terjadi. Sekitar pukul 11.00 WIB harga saham terus melemah hingga Rp3.890 per lembar," jelasnya.

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok hingga 1,7 persen ke level 4.459 dalam jeda perdagangan siang karena sentimen global yang negatif, sementara di saat yang sama terdapat serangan teror di Thamrin, Jakarta.

Kepala Riset First Asia Capital, David Sutyanto mengatakan pelaku pasar pada kali ini melakukan aksi jual karena kepanikan (panic selling) karena adanya sentimen tambahan yaitu serangan teror yang terjadi di Thamrin, Jakarta.

“Biasanya mulai terjadi panic selling. Penurunan yang dalam juga bisa terjadi. Tapi ini masih karena panic selling dan tidak akan berlangsung lama seharusnya,” ujarnya.

David menjelaskan, pelaku pasar hingga saat ini masih menunggu penjelasan resmi dari otoritas keamanan dan pemerintah terkait serangan teror tersebut. Menurutnya, jika penjelasan pemerintah dinilai meyakinkan, maka perdagangan saham mampu membaik.

“Yang dinanti pelaku pasar adalah statement oleh pemerintah dan reaksi apa yang akan dilakukan pemerintah. Serangan teror ini menyebabkan ketakutan di masyarakat. Jika pemerintah bisa meyakinkan dan menangkap pelakunya, maka pelaku pasa bisa merasa yakin,” jelasnya.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan pihaknya tidak mempersiapkan hal khusus karena kejadian tersebut merupakan hal yang di luar kontrol.

“Ini sesuatu yang diluar kontrol. Kami upayakan supaya market tidak terlalu nervous setelah kejadian ini. Sementara dengan penanganan keamanan untuk menimbulkan kepercayaan,” katanya.

“Kalau saya pikir, ini kejadian dan pelemahan temporer. Yang penting kita punya fundamental makro yang kuat untuk mengembalikan kondisi yang temporer itu kembali ke normal,” imbuh Bambang. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER